Jumat, 20 Mei 2011

1
YESUS KOMPLEKS:
Apakah Yesus itu Allah?
Pernahkan anda bertemu dengan seseorang, yang punya magnet personal begitu besar,
sehingga dia selalu jadi pusat perhatian? Mungkin karena kepribadiannya atau kepintarannya
--- tapi ada sesuatu dari dia yang mempesona. Itulah yang terjadi dua ribu tahun lalu terhadap
Yesus Kristus.
Keagungan Yesus sangat jelas bagi mereka yang melihat dan mendengarNya. Tapi, ketika
sebagian besar orang besar pelan-pelan hilang dalam buku-buku sejarah, Yesus dari Nazareth
tetap jadi fokus kontroversi di banyak buku dan media. Dan sebagian besar kontroversi
berada disekitar klaim radikal Yesus mengenai dirinya sendiri.
Sebagai tukang kayu dari sebuah desa di Galilea di Israel, Yesus, mengklaim drinya, jika
benar, memberi implikasi besar terhadap hidup kita. Menurut Yesus, anda dan saya istimewa,
bagian dari rencana besar kosmis dan Dia adalah pusat dari semuanya. Klaim ini dan yang
lain semacamnya mengagetkan mereka yang mendengarnya.
Terutama karena klaim, yang membuat marah, Yesuslah yang menyebabkan Dia dipandang
sebagai pengacau oleh penguasa Romawi dan Yahudi. Kendati Dia adalah orang luar yang
tidak punya kredensial atau basis politik, dalam waktu tiga tahun, Yesus mengubah dunia
selama 20 abad terakhir ini. Pemimpin moral dan agama lain meninggalkan dampak --- tapi
tidak seperti tukang kayu yang tidak dikenal dari Nazareth. Ada apa tentang Yasus Kristus
yang membuatnya berbeda? Apakah dia hanya seorang besar, atau sesuatu yang lebih?
Pertanyaan-pertannyaan ini masuk ke inti siapa Yesus sebenarnya. Ada yang percaya dia
hanyalah guru moral yang besar, yang lain percaya dia hanyalah pemimpin dari agama
terbesar dunia. Namun banyak yang percaya lebih jauh lagi. Orang Kristen percaya Allah
telah melawat kita dalam bentuk manusia. Dan mereka percaya ada bukti-bukti yang
mendukungnya. jadi, Siapa sebenarnya Yesus? Mari kita lihat lebih dekat.
Ketika kita melihat lebih dalam dari pribadi yang paling kontroversial di dunia, kita mulai
bertanya apa mungkin Yesus hanyalah seorang guru moral yang besar?
Guru Moral Yang Besar?
Hampir semua ahli mengakui Yesus adalah guru moral yang besar. Pada kenyataannya,
kedalaman tajamNya dalam moralitas kemanusiaan adalah sebuah pencapaian yang juga
diakui oleh agama-agama lain. Dalam bukunya, Jesus of Nazareth, pakar Yahudi, Joseph
Klausner menulis, "Secara universal diakui .... Kristus mengajarkan etika yang paling murni
dan sempurna... yang melempar semua persepsi dan pepatah dari manusia paling bijak di
jaman kuno jauh kedalam bayangan."[1]
Khotbah Yesus di atas bukit telah disebut sebagai pengajaran paling unggul etika manusia
yang pernah diutarakan oleh seorang individu. Pada kenyatannya aka yang sekarang kita
kenali sebagai "persamaan hak" adalah hasil dari pengajaran Yesus. Sejarahwan Will Durant
menyatakan jika Yesus hidup dan memperjuangkan persamaan hak di era modern Dia akan
langsung dikirim ke Siberia. "Dia yang terbesar diantara kamu, adalah dia yang melayani
kami" --- ini telah membalikkan semua kebijaksanaan politik, yang sudah wajar.[2]
2
Sebagian orang mencoba memisahkan pengajaran etika Yesus dari klamNya tentang diriNya,
dan percaya Dia hanyalah manusia biasa yang besar dan mengajarkan prinsip - prinsip moral
luhur (mulia). Inilah pendekatan yang diambil dari salah satu bapa pendiri Amerika.
Presiden Thomas Jefferson, rasionalis yang tercerahkan, duduk di Gedung Putih
dengan dua kopi identik Perjanjian Baru, sebuah silet dan kertas. Sepanjang beberapa
malam, dia menggunting dan menempelkan kitab sucinya, yang tipis dan disebutnya
"Filsafat Yesus dari Nazareth". Setelah memotong semua ayat/kalimat yang
menyebutkan (menyiratkan) Ke-Tuhan-an Yesus, Jefferson mempunyai Yesus yang
tidak lebih dan tidak kurang daripada sebuah panduan etika yang baik.[3]
Ironisnya, kata-kata Jefferson, yang dikenang, di Deklarasi Kemerdekaan berakar pada
pengajaran Yesus bahwa setiap orang sangat berharga dan penting bagi Allah, terlepas dari
jenis kelamin, ras, atau status sosial. Dokumen terkenal itu menambahkan, "Kami pegang
teguh kebenaran yang telah membuktikan dirinya sendiri, bahwa semua manusia diciptakan
setara, bahwa mereka diperlengkapi oleh Penciptanya dengan hak-hak azasi.
Tapi Jefferson tidak pernah bertanya, bagaimana Yesus bisa jadi pemimpin moralitas besar
jika Dia berbohong tentang Dia adalah Allah? Jadi mungkin Dia tidak benar-benar bermoral,
tapi motifnya adalah memulai sebuah agama besar. Mari kita lihat jika itulah penjelasan
tentang kebesaran Yesus.
Pemimpin Besar Agama?
Apakah Yesus pantas disebut sebagai "pemimpin besar agama"? Kejutannya, Yesus tidak
pernah mengklaim diriNya sebagai pemimpin agama. Dia tidak pernah masuk dalam
perpolitikan agama atau didorong oleh agenda ambisius dan Dia melayani (berkotbah) diluar
kerangka kelembagaan agama.
Ketika membandingkan Yesus dengan pemimpin besar agama lain, perbedaan besar muncul.
Ravi Zacharias, yang besar dalam budaya Hindu, mempelajari agama-agama dunia dan
mengamati perbedaan fundamental antara pendiri agama lain dengan Yesus Kristus.
"Apapun yang kita buat terhadap klaim mereka, satu realitas tidak akan terlewatkan.
Mereka adalah guru-guru yang menunjuk pengajaran atau memperlihatkan jalan
tertentu. Dari semua, muncul perintah-perintah, cara hidup. Bukanlah Zoroaster yang
jadi panutan; Zoroaster yang anda dengarkan. Bukan Buddha yang membebaskan
anda; Kebebarannya yang Agung yang memerintahkan anda. Bukan Muhammad
yang mengubah anda; keindahan Quran yang menarik anda. Kontrasnya, Yesus tidak
hanya mengajar atau menjelaskan pesan-pesanNya. Dia identik dengan
pesanNya."[40
Kebenaran Zacharias diperjelas dengan beberapa kali di Injil pesan pengajaran Yesus
hanyalan "Datang kepada Ku" atau "Ikut Aku" atau "Patuhi Aku". Juga, Yesus menegaskan
bahwa misi utamanya adalah untuk mengampuni dosa, sesuatu yang hanya bisa dilakukan
oleh Allah.
Tidak ada pemimpin agama besar yang pernah mengklaim berkuasa mengampuni dosa. Tapi
bukan klaim itu saja yang memisahkan Yesus dari yang lain. Dalam The World’s Great
Religions, Huston Smith mengamati, "Hanya dua orang yang sangat mengejutkan orang pada
jamannya sehingga pertanyaan yang ditujukan kepadanya bukanlah "Siapa dia?" tapi ‘Dia itu
apa?’ Mereka adalah Yesus dan Buddha. Jawaban keduanya atas pertanyaan ini
bertentangan. Buddha dengan tegas menyatakan dia hanyalah seorang manusia bukan allah --
3
- seakan-akan dia bisa memperkirakan belakangan ada upaya untuk memujanya. Yesus, disisi
lain, mengklaim.... Dia itu Tuhan.”[5]
Apakah Yesus Mengklaim Dirinya Adalah Allah?
Sudah jelas, sejak awal gereja, Yesus dipanggil Tuhan dan dipandang oleh orang Kristen
sebagai Allah. Namun tetap saja Ke-Tuhan-an Yesus terus jadi perdebagan besar. Jadi
pertanyaan —a dan memang pertanyaannya — adalah : Apakah Yesus mengklaim diriNya
adalah Allah (Pencipta), atau semacam mahluk mulia yang diciptakan atau diasumsikan oleh
para penulis Perjanjian Baru? (Lihak “Apa Yesus Mengklaim diriNya adalah Allah”)
Beberapa ahli percaya Yesus adalah guru yang sangat berkuasa dan mempunyai kepribadian
yang mendorong murid-murudNya berasumsi Dia adalah Allah. Atau mereka hanya ingin
untuk berpikir Dia adalah Allah, John Dominic Crossan dan Seminar Yesus (kelompok
pakar, yang skeptis, dengan prasangka menolak mujizat) adalah sebagian orang yang percaya
Yesus didefenisikan salah.
Kendati buku seperti The Da Vinci Code berpendapat Ke-Tuhan-an Yesus adalah doktrin
gereja saja, bukti-bukti memperlihatkan sebaliknya (Lihat “Apa ada Konspirasi Da Vinci ?”).
Sebagian besar orang Kristen yang menerima Injil, yang bisa dipercaya, menekankan Yesus
memang mengklaim diriNya sebagai Tuhan (Allah). Dan kepercayaan ini bisa ditelusuri
kebelakang sampai pada pengikut Yesus di awalnya (langsung).
Tapi ada juga mereka yang menerima Yesus sebagai guru agung, tapi tidak bersedia
menyebutNya sebagai Allah. Thomas Jefferson tidak mempersoalkan untuk menerima
pengajaran Yesus atas moral dan etika tapi menolak Ke-Tuhan-anNya.[6] Tapi seperti kami
sudah katakan, dan akan dijelaskan kemudian, jika Yesus bukanglah seperti yang
diklaimNya, maka kita harus mencari alternatif lain, yang tidak satupun akan membuat Dia
jadi guru agung moral.
Bahkan membaca sekilas Injil akan mengungkapkan bahwa Yesus mengklaim lebih dari nabi
seperti Musa atau Daniel. Tapi sifat dasar klaim-klaim itu jadi perhatian kita. Dua pertanyaan
perlu diperhatikan.
• Apakah Yesus mengklaim diriNya adalah Allah?
• Ketika Dia katakan "Allah", apakah Yesus benar-benar memaksudkannya Dia
adalah Pencipta alam semesta seperti yang disebut oleh Kitab Suci Yahudi.
Untuk menjawab kedua pertanyaan itu, kita perlu mempertimbangkan kata-kata Yesus di
Matius 28:18, "KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi." Apa yang
dimaksudkan dengan Yesus telah "diberikan" kuasa?
Sebelum menjadi manusia, kita diberitahu bahwa Dia bersama-sama dengan Bapa, dan
sebagai Allah, Dia punya semua kuasa. Namun Filipi 2:6-11 menceritakan kepada kita
kendati Yesus telah ada dalam bentuk Allah, Dia "melepaskan" kekuasaan Allah untuk lahir
jadi manusia. Namun bagian surat itu juga menyatakan kepada kita bahwa setelah
kebangkitan, Yesus dipulihkan lagi dalam kemulianNya semula dan satu hari nanti "setiap
lutut akan bertelut kepadaNya dan menyebut Tuhan."
Jadi, apa yang dimaksud Yesus ketika dia mengklaim memiliki seluruh kuasa di sorga dan di
bumi? Kekuasaan merupakan istilah yang dikenal baik di Israel, yang dijajah Romawi kala
itu. Pada saat itu, Kaisar adalah kekuasaan tertinggi diseluruh Romawi. Keputusannya bisa
langsung mengirim pasukan untuk berperang, menghukum penjahat, dan menetapkan hukum
4
dan peraturan pemerinta. Pada kenyataannya, kekuasaan Kaisar begitu besar sehingga dia
sendiri mengklaim dirinya sama dengan Tuhan. Jadi, hal paling kecil kemungkinannya
adalah Yesus mengklaim punya otoritas sama dengan Kaisar. Tapi Dia tidak hanya
mengatakan Dia punya kekuasaan lebih dari para pemimpin Yahudi atau penguasa Romawi;
Yesus mengklaim memiliki otoritas (kuasa) tertinggi di alam semesta. Bagi mereka yang
mendengarNya, itu berarti Dia adalah Allah. Bukan salah satu allah --- tapi ALLAH. Baik
perkataan dan tindakan menegaskan fakta bahwa mereka benar-benar percaya Yesus adalah
Allah. (Lihat "Apakah Para Rasul Percaya Yesus adalah Allah? ")
Apakah Yesus Mengklaim Sebagai Pencipta?
Tapi mungkin Yesus hanya merefleksikan otoritas Allah dan tidak menyatakan bahwa Dia
adalah Pencipta. Pertama dibaca sekilas kelihatannya tidak meyakinkan. Namun klaim Yesus
memiliki seluruh kuasa akan masuk akal jika Dia adalah Pencipta alam semesta. Kata
"seluruh" berarti segala sesuatu termasuk penciptaan itu sendiri. Ketika kita menggali lebih
dalam kata-kata Yesus sendiri, sebuah pola mulai muncul. Yesus membuat penegasan
tentang diriNya, jika benar, tidak salah lagi merujuk pada Ke-Tuhan-anNya. Inilah sebagian
pernyatan yang dicatat oleh para saksi mata.
• "Akulah kebangkitan dan hidup" (Yohanes 11:25)
• “Akulah terang dunia.” (Yohanes 8:12)
• “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30)
• “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan
Yang Akhir. ” (Wahyu 22:13).”
• “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” (Yohanes 14:6)
• “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes
14:6)
• “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” (Yohanes 14:9) Sekali lagi,
kita harus kembali kepada konteks. Dalam Kitan Suci Yahudi, ketika Musa bertanya
kepada Allah namaNya didepan semak yang berapi, Allah menjawab, "AKU". Dia
mengatakan kepada Musa bahwa Dia adalah satu-satunya Pencipta, abadi dan ada
disemua tempat.
Sejak jaman Musa, tidak ada satupun orang Yahudi yang berani menyebut dirinya atau orang
lain dengan sebutan "AKU". Karena itu, klaim Yesus sebagai "AKU" langsung membuat
para pemimpin Yahudi sangat marah. Satu kali, contohnya, beberapa pemimpin Yahudi
menjelaskan kepada Yesus kenapa mereka mencoba membunuhNya, "karena Engkau
menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan
diriMu dengan Allah." (Yohanes 10:33).
Tapi pada pokoknya bukan hanya kalimat-kalimat itu yang membuat para pemimpin agama
marah. Poinnya adalah mereka tahu persis apa yang Dia katakan ---Dia mengklaim diriNya
sebagai Allah, Pencipta alam semesta. Hanya dengan klaim ini membawa pada tuduhan
penghujatan. Membaca teks klaim Yesus bahwa Dia adalah Allah sudah sangat jelas, bukan
hanya oleh kalimatNya, tapi juga oleh reaksi mereka yang mendengarnya.
Allah Seperti Apa?
Ide bahwa kita semua bagian dari Allah, dan didalam kita ada bibit ke-Tuhan-an, tidaklah
bisa diterapkan bagi kata-kata dan tindakan Yesus. Pemikiran semacam itu berasal dari kaum
revisionis, asing bagi pengajaranNya, asing bagi keyakinan yang dikatakanNya, dan asing
bagi para muridNya yang mengerti pengajaranNya. Yesus mengajarkan Dia adalah Allah
5
seperti yang dipahami orang Yahudi tentang Allah dan sama dengan Kitab Suci Yahudi
gambarkan atas Allah, bukan seperti gerakan Abad Baru pahami mengenai Allah.
Yesus maupun para pendengarnya tidak pernah tahu tentang Star Wars, sehingga jika mereka
berbicara tentang Allah, mereka tidak membicarakan kekuatan kosmis. Hanya akan jadi
sejarah yang jelek untuk meredefenisi ulang apa yang dimaksud Yesus akan konsep
Allah. Tapi jika Yesus bukan Allah, apakah kita bisa tetap menyebutNya sebagai guru agung
moral? C. S. Lewis berargumen, ”Saya disini mencoba mencegah siapapun menyatakan hal
bodoh yang sering dikatakan orang mengenai diriNya: 'saya siap menerima Yesus sebagai
guru agung moral, tetapi saya tidak menerima klaimnya sebagai Allah.' Hal ini tidak boleh
dikatakan."[7]
Dalam pencarian akan kebenaran, Lewis tahu bahwa dia tidak bisa mengambil dua jalan itu
berkaitan dengan identitas Yesus. Benar klaim Yesus bahwa Dia adalah Allah dalam daging
atau klaimNya salah. Dan jika salah, Yesus bukanlah guru agung moral. Dia bisa dengan
sengaja berbohong atau Dia hanyalah orang gila, yang menganggap diriNya Allah.
Apakah Yesus Pembohong?
Salah satu buku politik paling terkenal dan berpengaruh ditulis oleh Noccolo Machiavelli
1532. Dalam buku klasik, The Prince, Machiavelli menjelaskan untuk memperoleh dan
mempertahankan kekuasaan, sukses, dan efesiensi adalah melampaui kesetiaan, iman, dan
kejujuran. Menurut Machiavelli, berbohong itu bagus jika untuk mencapai tujuan politik.
Mungkinkah Yesus Kristus membangun seluruh pelayananNya berdasarkan kebohongan
untuk memperoleh kekuasaan, kemashuran, atau keberhasilan? Faktanya, orang Yahudi,
musuh Yesus, secara konstan berusaha memperlihatkan Dia sebagai pembohong dan penipu.
Mereka akan menyerang Dia dengan pertanyaan-pertanyaan untuk menjebakNya dan
membuat Dia berkontradisksi dengan diriNya sendiri. Namun Yesus selalu menjawab dengan
konsistensi yang mengagumkan.
Pertanyaan yang harus kita hadapi adalah, apa mungkin motivasi Yesus hidup seperti
hidupNya adalah kebohongan? Dia mengajar Allah menentang kebohongan dan
kemunafikan, jadi Dia tidak akan melakukan itu untuk menyenangkan BapaNya. Dia pasti
tidak berbohong demi keuntungan para pengikutNya. (Seluruh murid kecuali satu orang mati
terbunuh jadi martir.) Akhirnya kita tinggal punya dua kemungkinan penjelasan, yang punya
problemnya sendiri.
Keuntungan
Banyak orang berbohong untuk memperoleh keuntungan pribadi. Faktanya, kebanyakan
bohong dimotivasi oleh keuntungan pribadi. Apa yang Yesus harapkan dari berbohong atas
identitasNya? Kekuasaan jadi jawaban paling mudah diperoleh. Jika rakyat percaya Dia
adalah Allah, Dia bisa punya kekuasaan luar biasa besar. (Itulah sebab banyak pemimpin
jaman dulu, seperti Kaisar, mengklaim punya asal usul ilahi.)
Jawaban atas perjelasan ini adalah Yesus menolak semua upaya untuk mendudukkanNya
sebagai penguasa, lebih suka mengecam mereka yang menyalah-gunakan kekuasaan dan
hidup untuk mengejar kekuasaan. Dia juga memilih untuk menjangkau orang yang terbuang
(pelacur dan penderita lepra), mereka yang tidak punya kekuasaan, menciptakan jaringan dari
orang-orang yang pengaruhnya kurang dari nol. Bisa digambarkan sebagai aneh, semua yang
Yesus lakukan dan katakan bergerak menjauhi kekuasaan.
6
Kelihatannya, jika kekuasaan jadi motivasi Yesus, Dia akan menghindari salib dengan segala
cara. Namun, dalam beberapa kesempatan, Dia mengatakan kepada para muridNya bahwa
salib adalah tujuan dan misinya. Bagaimana kematian di salib Romawi bisa memberikan
kekuasaan kepada orang itu?
Kematian, tentu saja, membawa segalanya memasuki fokus yang tepat. Banyak orang martir
mati karena perjuangan yang mereka percayai, tapi hanya sedikit orang mau mati untuk
kebohongan yang sudah diketahui. Tentunya seluruh harapan Yesus untuk memperoleh
keuntungan pribadi akan lenyap di kayu salib. Tapi, sampai pada napas terakhirnya, Dia tidak
pernah mencabut klaimNya sebagai Anak Allah. Yesus menggunakan istilah "Anak
Manusia" dan "Anak Allah" untuk mengidentifikasi sifat dasar sebagai manusia dan Allah.
(Lihat “Apakah Yesus Mengklaim diriNya adalah Allah?”).
Warisan
Jadi jika Yesus berbohong bukan untuk keuntungan pribadi, mungkin klaim radikalnya
dipalsukan untuk meninggalkan sebuah warisan. Tapi prospek dipukuli hancur-hancuran dan
dipaku di salib dengan cepat akan menyurutkan siapapun, yang paling antusias, untuk jadi
bintang super masa depan.
Ada fakta lain, yang sering timbul. Jika Yesus mencabut saja klaim sebagai Anak Allah, Dia
tidak akan di salib (hukum). Karena klaimNya sebagai Allah dan ketidak-sediaan untuk
mencabutnya, yang membawanya ke salib.
Jika meneliti reputasi kredibilitas dan historis mengenai apa yang memotivasi Yesus untuk
berbohong, seseorang harus menjelaskan bagaimana seorang tukang kayu dari desa miskin
Yudea bisa mengantisipasi kejadian-kejadian yang akan mengangkat namanya jadi
terkemuka di dunia. Bagaimana Dia tahu pesan-pesanNya akan bertahan (ada terus sampai
sekarang)? Murid-murid Yesus sudah lari dan Patrus menyangkal Dia. Ini semua bukanlah
sebuah formula untuk menanamkan warisan religius.
Apakah para sejarahwan percaya Yesus berbohong? Para ahli telah menyidik kalimat-kalimat
Yesus dan kehidupanNya untuk melihat apakah ada bukti kejanggalan pada karakter
moralNya. Pada kenyataannya, bahkan yang paling skeptispun kaget oleh kemurnian moral
dan etika Yesus. Salah satu, skeptis dan antagonis, John Stuart Mill (1806 - 73), filsuf. Mill
menulis mengenai Yesus,
"Tentang kehidupan dan perkataan Yesus ada tanda orsinilitas personal
dikombinasikan dengan kedalaman pengertian di tingkat pertama manusia yang
jenius tertinggi yang spesies kita bisa utarakan. Pada saat jenius terbesar (terhebat tak
ada yang melebihi) dikombinasi dengan kualitas yang mungkin reformer moral
terbesar dan martir untuk misinya itu yang pernah hidup di bumi, agama tidak bisa
dikatakan melakukan pilihan salah dalam memilih orang ini sebagai wakil ideal dan
panduan bagi kemanusiaan.”[8]
Menurut sejarahwan Philip Schaff, tidak ada bukti, dalam sejarah gereja atau sekuler, yang
mencatat Yesus berbohong atas apapun. Schaff berargumen, Bagaimana, atas nama logika,
masuk akal, dan pengalaman, seorang penipu, egois, telah menciptakan dan secara konsisten
dari mulai sampai akhir, dikenal sebagai karakter paling mulia dan murni dalam sejarah
dengan aroma kebenaran sempurna dan realitas?"[9]
7
Untuk tetap pada pilihan kebohongan, tampak seperti berenang melawan arus atas apa yang
diajarkan, dihidupi sampai mati, oleh Yesus. Bagi sebagian besar ahli, itu tidak masuk akal.
Kendati begitu, untuk menolak klaim Yesus, seseorang harus mengajukan penjelasan. Dan
jika klaim Yesus tidak benar dan Dia tidak berbohong, satu-satunya pilihan tersisa adalah Dia
membohongi diriNya sendiri.
Apa Yesus Gila?
Albert Schweitzer, penerima Nobel Prize 1952, karena upaya-upaya kemanusiannya, punya
pandangan sendiri tentang Yesus. Schweitzer menyimpulkan bahwa kegilaan ada dibelakang
klaim Yesus bahwa Dia adalah Allah. Dalam kata lain, Yesus salah atas klaimNya tapi tidak
secara sengaja berbohong. Menurut teori ini, Yesus disesatkan sedemikian rupa hingga Dia
percaya Dialah Mesias.
C. S. Lewis mempertimbangkan pilihan ini dengan hati-hati. Lewis mendeduktif klaim Yesus
--- seakan-akan tidak benar. Dia mengatakan seseorang yang mengklaim sebagai Allah tidak
mungkin jadi guru agung moralitas. "Dia orang gila --- ditingkatan orang yang mengaku dia
adalah telur rebus --- atau dia bisa saja Setan dari Neraka."[10]
Bahkan mereka yang paling skeptis terhadap KeKristenan sangat jarang mempertanyakan
kesadaran Yesus. Reformis sosial William Channing (1780–1842), mengaku bukan orang
Kristen, melakukan pengamatan terhadap Yesus,"Tuduhan secara berlebihan, secara antusias
membohongi-diri adalah yang paling akhir bisa dikatakan tentang Yesus." Dimana kita bisa
temukan jejak itu dalam sejarah? Apakah kita bisa mendeteksinya dalam pemikiranNya?
persepsiNya[11]
Meski kehidupannya dipenuhi oleh imoralitas dan skeptisme personal, filsuf terkemuka
Perancis, Jean-Jacques Rousseau (1712 -78) mengakui superioritas karakter dan pemikiran
Yesus. “Ketika Plato menggambarkan manusia kebenaran, imajinasinya, dipenuhi oleh
hukuman akan kesalahan, tetapi tetap berhak atas ganjaran keutamaan (kebijaksanaan)
tertinggi, dia dengan tepat menggambarkan karakter Kristus. … Pemikiran yang luar biasa.
… Ya, jika kehidupan dan kematian Socrates adalah filsuf, kehidupan dan kematian Yesus
Kristus adalah Allah.”[12]
Schaff melontarkan pertanyaan yang harus kita tanyakan kepada diri kita sendiri, " Apa ada
kepintaran pada tingkat itu --- sepenuhnya sehat dan bersemangat, selalu siap dan selalu
percaya diri --- menyerahkan diri secara radikal dan sangat serius kepada khayalan berkaitan
dengan karakter dan misinya sendiri?[13]
Jadi, apakah Yesus seorang pembohong, gila, atau Dia adalah Anak Allah? Dapatkah
Jefferson benar ketika menjuluki Yesus "hanya guru moral yang bagus" dan pada saat yang
sama menolak Ke-Tuhan-anNya? Menariknya, para pendengar Yesus --- mereka yang
percaya dan musuh-musuhNya --- tidak pernah memandang Dia hanya sebagai guru moral.
Yesus menghasilkan tiga dampak utama bagi orang yang bertemu denganNya: kebencian,
ketakutan, atau penyembahan (pemujaan).
Dan sekarang, 2000 tahun kemudian, Yesus masih tetap pribadi yang membelah dunia kita.
Bukan moral, etika, atau warisanNya yang membakar gairah. Pesan yang dibawa Yesus
kepada dunia adalah Allah menciptakan kita dengan tujuan dan tujuan itu ada pada
AnakNya. Klaim Yesus Kristus memaksa kita untuk memilih. Seperti dikatakan Lewis, kita
tidak bisa mengkategorikan Yesus hanya sebagai pemimpin besar agama atau guru moral
yang baik. Mantan pengajar Oxford dan skeptis menantang kita mengambil keputusan sendiri
mengenai Yesus,
8
"Anda harus mengambil keputusan sendiri. Apa orang ini adalah Anak Allah atau
orang gila atau yang lebih buruk lagi. Anda bisa menyebutNya bodoh, anda
meludahiNya dan membunuhNya sebagai setan atau anda bisa jatuh didepan kakiNya
dan memanggilNya Tuhan dan Allah. Tetapi kita tidak bisa menyatakan hal yang
tidak masuk akal dengan menyebutnya sebagai guru yang agung dan manusia. Dia
tidak menyediakan (pandangan itu) terbuka untuk kita. Dia tidak
menghendakinya."[14]
Dalam tulisan "Kekristenan Biasa", Lewis menjelaskan kenapa dia menyimpulkan Yesus
Kristus persis sama dengan klaimNya. Dia secara hati-hati meneliti kehidupan dan perkataan
Yesus dan membawa penulis jenius ini membuang ateismenya dan jadi orang Kristen yang
sungguh-sungguh.
Apakah Yesus Benar-Benar Bangkit Dari Kematian?
Pertanyaan terbesar masa kini adalah, "Siapa sebenarnya Yesus Kristus? Apakah dia hanya
seorang luar biasa, atau dia ALLAH dalam daging, seperti dipercayai oleh para muridNya
Paulus, Johannes, dan yang lainnya. (Lihat “Apakah Para Rasul Percaay Yesus adalah
Allah?”)
Para saksi mata, bagi Yesus Kristus, berbicara dan bertindak sepertinya mereka percaya Dia
bangkit secara fisik dari kematian setelah penyalibannya. Jika mereka salah maka
KeKristenan didirikan diatas kebohongan. Tapi jika mereka benar, mujizat seperti itu secara
memperkuat semua yang Yesus katakan mengenai ALLAH, diriNya, dan kita.
Tapi apakah kita percaya pada kebangkitan Yesus hanya dengan iman saja, tapi apakah ada
bukti historis yang kuat? Beberapa ahli skeptis mulai meneliti catatan historis untuk
membuktikan bahwa catatan kebangkitan itu salah. Apa yang mereka temukan?
Klik disini untuk melihat bukti dari klaim fantastis yang pernah dilakukan --- kebangkitan
Yesus Kristus!
Apa Yang Yesus Katakan Setelah Kita Mati?
Jika Yesus benar-benar bangkit dari kematian, maka Dia seharusnya tahu ada apa setelah
kematian itu. Apa yang Yesus katakan mengenai arti kehidupan dan masa depan kita?
Apakah ada banyak jalan ke ALLAH atau klaim hanya Yesus satu-satunya jalan? Baca dan
mulai menjawab "Kenapa Yesus?"
Klik disini untuk membaca "Kenapa Yesus?" dan temukan apa yang Yesus katakan
mengenai kehidupan setelah kematian.
Bisakah Yesus Memberi Arti Pada Kehidupan?
"Kenapa Yesus?" meneliti pertanyaan Yesus relevan atau tidak sekarang ini. Bisakah Yesus
menjawab pertanyaan besar kehidupan, "Siapa saya!?" "Kenapa saya disini?" dan, "Kemana
saya pergi?" Penutupan gereja-gereja dan penyaliban telah menuntun sebagian orang percaya
Dia tidak bisa, dan Yesus telah meninggalkan kita untuk menghadapi dunia yang tidak bisa
dikontrol. Tapi Yesus telah membuat pernyataan mengenai kehidupan dan tujuan kita ada
9
disini di dunia, yang perlu diteliti sebelum kita menyebutnya sebagai tidak peduli atau tidak
mampu. Artikel ini meneliti misteri kenapa Yesus datang di dunia.
Klik disini untuk menemukan bagaimana Yesus bisa memberi arti kehidupan.
ENDNOTES
1. Quoted in Robert Elsberg, ed., A Critique of Ghandi on Christianity (New York: Orbis
Books, 1991), 26 & 27.
2. Joseph Klausner, Jesus of Nazareth (New York: The Macmillan Co., 1946), 43, 44.
3. Will Durant, The Story of Philosophy (New York: Washington Square, 1961), 428.
4. Linda Kulman and Jay Tolson, “The Jesus Code,” U. S. News & World Report,
December 22, 2003, 1.
5. Ravi Zacharias, Jesus among Other Gods (Nashville, TN: Word, 2000), 89.
6. Peter Kreeft and Ronald K. Tacelli, Handbook of Christian Apologetics (Downers Grove,
IL: InterVarsity, 1994), 150.
7. John Piper, The Pleasures of God (Sisters, OR: Multnomah, 2000), 35.
8. Bono, quoted in, Timothy Keller, The Reason for God (New York: Penguin Group
Publishers, 2008), 229.
9. John 17:3.
10. John 14:9
11. John 8:58.
12. John 11:25
13. John 8:12
14. John 14:6
15. Ibid.
16. For the meaning of “ego eimi.” See, http://www.y-jesus.com/jesus_believe_god_2.php
17. John 10:33
18. C. S. Lewis, Mere Christianity (San Francisco: Harper, 2001), 51.
19. Lewis, Ibid.
20. A Deist is someone who believes in a standoffish God—a deity who created the world
and then lets it run according to pre-established laws. Deism was a fad among
intellectuals around the time of America’s independence, and Jefferson bought into it.
21. Lewis, 52.
22. J. I. Packer, Knowing God (Downers Grove, IL: InterVarsity, 1993), 57.
23. Philip Schaff, The Person of Christ: The Miracle of History (1913), 94, 95.
24. Lewis, 52.
25. Schaff, 98, 99.
26. Bono, Ibid.
27. Lewis, 52.
Permission to reproduce this article: Publisher grants permission to reproduce this material
without written approval, but only in its entirety and only for non-profit use. No part of this
material may be altered or used out of context without publisher’s written permission. Printed
copies of Y-Origins and Y-Jesus magazine may be ordered at:
www.JesusOnline.com/product_page
© 2007 B&L Publications. This article is a supplement to Y-Jesus magazine by Bright Media
Foundation & B&L Publications: Larry Chapman, Chief Editor.
Sejarah Indonesia
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai
sejak zaman prasejarah oleh "Manusia Jawa" pada masa sekitar 500.000 tahun
yang lalu. Periode dalam sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: era pra
kolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan
Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; era kolonial, masuknya
orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah
mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad
ke-17 hingga pertengahan abad ke-20; era kemerdekaan, pasca Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); era Orde Baru,
32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta era reformasi yang
berlangsung sampai sekarang.
Artikel ini bagian dari seri
Sejarah Indonesia
Sejarah Nusantara
Pra-Kolonial (sebelum 1602)
Pra-sejarah
Kerajaan Hindu-Buddha
Kerajaan Islam
Zaman kolonial (1602–1945)
Era Portugis
Era VOC
Era Belanda
Era Jepang (1942-1945)
Sejarah Republik Indonesia
Proklamasi (17 Agustus 1945)
Era 1945-1949
Era 1950-1959
Era Demokrasi Terpimpin
Konflik Papua Barat (1960-1962)
Konfrontasi Indo-Malaya (1962–1965)
Gerakan 30 September 1965
Era Orde Baru
Gerakan Mahasiswa 1998
Era Reformasi
Tsunami di Aceh-Nias 2004
[Sunting]
Prasejarah
Artikel utama: Indonesia: Era prasejarah.
Secara geologi, wilayah Indonesia modern muncul kira-kira sekitar masa
Pleistocene ketika masih terhubung dengan Asia Daratan. Pemukim pertama
wilayah tersebut yang diketahui adalah manusia Jawa pada masa sekitar 500.000
tahun lalu. Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat
melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es.
[sunting] Era pra kolonial
[sunting] Sejarah awal
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu
Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Kerajaan Taruma
menguasai Jawa Barat sekitar tahun 400. Pada tahun 425 agama Buddha telah
mencapai wilayah tersebut.
Lihat pula: Sejarah Nusantara.
Pada masa Renaisans Eropa, Jawa dan Sumatra telah mempunyai warisan
peradaban berusia ribuan tahun dan sepanjang dua kerajaan besar.
[sunting] Kerajaan Hindu-Buddha
Artikel utama: Indonesia: Era kerajaan Hindu-Buddha
Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang
pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang
sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh
Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya
sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun
1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang
kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung
Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam
kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
[sunting] Kerajaan Islam
Artikel utama: Kerajaan Islam di Indonesia
Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun
sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi dengan
berimannya orang per-orang. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan
bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di
Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani umayyah di Asia Barat sejak abad 7.[1]
Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang
pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai
Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini
nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama
Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari Khilafah
Bani Umayah meminta dikirimkan da`i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya.
Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang
isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu
gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu,
bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga
menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan
lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya
merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan.
Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan
Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua
tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu,
masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. Sayang,
pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih
menganut Budha.[2]
Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya,
sebuah kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1
Muharram 225H atau 12 November tahun 839M. Contoh lain adalah Kerajaan
Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya
seorang Muslim bernama Bayang Ullah.
Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk
dan melalui pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada
akhir abad ke-16 di Jawa dan Sumatra. Hanya Bali yang tetap mempertahankan
mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen
dan Islam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas
yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.
Penyebaran Islam dilakukan/didorong melalui hubungan perdagangan di luar
Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan
dari pem
dan kelu
mubalig
hingga p
lainnya,
mengad
Pasai ,
Kesulta
Era k
[sunting
Artikel
[sunting
Artikel
Mulai ta
kini ada
kerajaa
terpeng
ketika b
mengu
di man
Britania
Sewakt
salah s
sebagia
kemud
Logo VO
Pada a
pemeri
merintahan
uarga mere
gh inipun m
para pedag
karena um
dopsi agam
Kerajaan M
nan Tidore
kolonial
g] Kolon
utama: Ind
g] Kolon
utama: Ind
ahun 1602
alah Indon
an kecil yan
garuh adal
berintegras
asai Indon
a sebagian
a-Belanda
tu menjaja
satu kekuas
an orang a
ian setelah
OC
abad ke-17
ntah Belan
n islam yg d
eka, para m
menyebarka
gang ini me
mumnya pe
ma baru ter
Mataram di
e di Maluku
isasi Po
donesia: Er
nisasi VO
donesia: Er
2 Belanda s
esia, deng
ng telah me
ah Timor P
si menjadi
nesia selam
n kecil dari
dan masa
h Indonesi
saan kolon
adalah mito
h Belanda m
dan 18 Hi
nda namun
datang dar
mubaligh in
an Islam ke
emeluk Isla
edagang da
sebut. Kes
i Yogja / Ja
u di timur.
ortugis
ra Portugis
OC
ra VOC
secara perl
an meman
enggantika
Portugis, ya
provinsi In
ma hampir 3
Indonesia
penjajahan
a, Belanda
nial terkaya
os belaka k
mendekati
ndia-Belan
n oleh peru
i luar Indon
ni bekerja m
epada para
am dan me
an ahli kera
sultanan/Ke
awa Tenga
s
lahan-laha
nfaatkan pe
an Majapah
ang tetap d
donesia be
350 tahun,
dikuasai B
n Jepang p
a mengemb
a di dunia. 3
karena wila
kebangkru
nda tidak d
sahaan da
nesia, mak
melalui car
a pedagang
eyebarkan
ajaan/kesu
erajaan pen
ah, dan Kes
n menjadi
erpecahan
hit. Satu-sa
dikuasai Po
ernama Tim
kecuali un
Britania set
pada masa
bangkan H
350 tahun
ayah Aceh
utannya.
ikuasai sec
agang bern
ka untuk me
a berdagan
g dari pend
pula ke pe
ultanan lah
nting terma
sultanan Te
penguasa
di antara k
atunya yan
ortugal hing
mor Timur.
ntuk suatu
telah Peran
a Perang D
Hindia-Bela
penjajahan
baru ditakl
cara langsu
ama Perus
enghidupi d
ng, para
duduk asli,
enduduk
yang perta
asuk Samu
ernate dan
wilayah ya
kerajaang
tidak
gga 1975
Belanda
masa pend
ng Jawa
unia II.
nda menja
n Belanda
ukkan
ung oleh
sahaan Hin
diri
ama
udra
ang
dek
adi
bagi
ndia
Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC).
VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di
wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di
Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan
rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman
kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah,
dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para
penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual
biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau
mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau
tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di
perkebunan pala.
VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur
dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.
[sunting] Kolonisasi pemerintah Belanda
Artikel utama: Indonesia: Era Belanda
Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania
yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil
alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil
ditumpas dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Setelah tahun 1830
sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda
mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil
perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi
dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa
kekayaan yang besar kepada para pelaksananya - baik yang Belanda maupun
yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan
dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Kebijakan Beretika
(bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar
dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di
bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda
memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda,
dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.
[sunting] Gerakan nasionalisme
Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, [Serikat Dagang Islam] dibentuk dan
kemudian diikuti pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, [Budi
Utomo]. Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkahlangkah
penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang
terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik
di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk
Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.
[sunting] Perang Dunia II
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-
Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk
Jepang ke AS dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk
mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang
memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang
sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi
terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan
Jepang pada Maret 1942.
[sunting] Pendudukan Jepang
Artikel utama: Indonesia: Era Jepang
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan
kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan
jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan
para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari
penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang
hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap
penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks,
penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang
Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam
penguasaan Jepang.
Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei,
Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme
perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru
tersebu
seluruh
Pada 9
ke Viet
Jepang
Indone
[sunting
[sunting
Artikel
Mende
keputu
hari be
sement
Air (PE
kediam
Pada 2
Moham
diranca
Indone
dilaksa
dan me
Kalima
Tengah
Peran
Artikel
ut juga sek
h wilayah H
Agustus 1
tnam untuk
g sedang m
sia pada 2
g] Era k
g] Prokla
utama: Pro
ngar kabar
san sepert
rikutnya. K
tara pasuk
ETA), para
man Soekar
29 Agustus
mmad Hatta
ang bebera
sia Pusat (
anakan. Ke
enghendak
ntan (term
h, Jawa Tim
ng keme
utama: Ind
kaligus men
Hindia-Bela
1945 Soeka
k bertemu M
menuju keh
24 Agustus
kemerde
amasi k
oklamasi K
r bahwa Je
ti itu pada 1
Kabar meng
kan militer I
pemuda, d
rno.
1945 kelo
a sebagai W
apa hari se
KNIP) seb
lompok ini
ki Republik
asuk wilay
mur, Sulaw
erdekaa
donesia: Er
ngklaim Sa
anda sebelu
arno, Hatta
Marsekal T
hancuran te
.
ekaan
kemerde
Kemerdeka
epang tidak
16 Agustus
genai prokl
Indonesia p
dan lainnya
ompok terse
Wakil Pres
belumnya.
bagai parle
mendekla
Indonesia
yah Sabah,
wesi, Maluk
n
ra 1945-19
arawak, Sa
um perang
a dan Radj
Terauchi. M
etapi Jepan
ekaan
an Indones
k lagi mem
s, Soekarno
lamasi men
pada masa
a langsung
ebut melan
iden denga
Kemudian
men seme
rasikan pe
yang terdi
Sarawak d
ku (termasu
949
bah, Malay
g.
iman Widjo
Mereka dika
ng menging
sia
punyai kek
o membac
nyebar me
a perang, P
berangkat
ntik Soekar
an menggu
n dibentuk
entara hingg
merintahan
iri dari 8 pr
dan Brune
uk Maluku
ya, Portugi
odiningrat d
abarkan ba
ginkan kem
kuatan untu
cakan "Prok
elalui radio
Pasukan Pe
t memperta
rno sebaga
unakan kon
Komite Na
ga pemilu
n baru pad
rovinsi: Sum
i), Jawa Ba
Utara) dan
s Timur, da
diterbangk
ahwa pasuk
merdekaan
uk membua
klamasi" pa
dan seleba
embela Ta
ahankan
ai Presiden
nstitusi yan
asional
dapat
da 31 Agus
matra,
arat, Jawa
n Sunda Ke
an
kan
kan
at
ada
aran
nah
n dan
ng
tus
ecil.
Teks Proklamasi
Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan
usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini
agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan
untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.
Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah
kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial
Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka.
Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun
peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan
kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-
60 PBB.
Lihat pula The National Revolution, 1945-50 untuk keterangan lebih lanjut (dalam
bahasa Inggris).
[sunting] Demokrasi parlementer
Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari
sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab
kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan
sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil
susah dicapai.
Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih negara
sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih
menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang
menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.
[sunting] Demokrasi Terpimpin
Artikel utama: Indonesia: Era Demokrasi Terpimpin
Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau
lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan
konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959
ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945
yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia
tidak menemui banyak hambatan.
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di
bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri
Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting
negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat
maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa
Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak
menjadi Gerakan Non-Blok.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada
negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam
negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet
dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis
kepada partai komunis seperti di negara-negara lainnya.
[sunting] Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Artikel utama: Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal
tersebut adalah sebuah "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana
komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi
Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara
Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia
untuk mempengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk
mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetab
Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri
negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan
mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan
GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini
kemudian mengakibatkan pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia
(yang dibantu oleh Inggris).
[sunting] Nasib Irian Barat
Artikel utama: Konflik Papua Barat
Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan
terhadap belahan barat pulau Nugini (Irian), dan mengizinkan langkah-langkah
menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember
1961.
Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan
Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada
18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia
dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda
agar setuju melakukan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang
menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil
alih kekuasaan terhadapa Irian Jaya pada 1 Mei 1963.
[sunting] Gerakan 30 September
Artikel utama: Gerakan 30 September
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk
Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan
dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan
mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya
dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang
loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen
Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu
menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu
orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada
1966 mencapai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.
[sunting] Era Orde Baru
Artikel utama: Indonesia: Era Orde Baru
Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah
mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19
September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan
kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB",
dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16
tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun
sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada
tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara
dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang
ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan
perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya
melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari
ahli ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan
ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya,
jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan
1980-an. Dia juga memperkaya dirinya, keluarganya, dan rekan-rekat dekat melalui
korupsi yang merajalela.
[sunting] Irian Jaya
Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan "Act of
Free Choice" (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil
kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa
Indonesia. Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan
Indonesia. Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan
kekuasaan kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia
menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya
setelah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih terbuka
setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang menginginkan
kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.
[sunting] Timor Timur
Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor
yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia
oleh Laut Timor. Akibat kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara
mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun
1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang
membawa paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah
sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari
Portugal.
Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur. Indonesia,
yang mempunyai dukungan material dan diplomatik, dibantu peralatan
persenjataan yang disediakan Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan
memiliki Timor Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan
gas alam, serta lokasi yang strategis.
Pada m
warga T
Banyak
Indone
Pada 3
Indone
pendud
setelah
melanju
tersebu
Pada O
Timur k
tanggu
dicapai
[sunting
Soehart
Pada p
(untuk
tahun t
jatuh. R
Para de
diri Soe
mahas
21 Mei
Soehar
preside
masa-masa
Timor Timu
k pelangga
sia.
30 Agustus
sia dalam
duk yang b
h hasilnya d
utkan peng
ut.
Oktober 19
ke wilayah
ng jawab u
i pada Mei
g] Krisis
to mengum
pertengaha
lebih jelas
terakhir dan
Rupiah jatu
emonstran
eharto. Di t
iswa yang
1998, tiga
rto kemudia
en ketiga In
a awal, piha
ur — melal
aran HAM y
1999, raky
sebuah pe
berhak mem
diumumkan
grusakan d
99, MPR m
Indonesia
untuk mem
2002.
s ekonom
umkan peng
an 1997, Ind
lihat: Krisis
n harga mi
uh, inflasi m
, yang awa
tengah gejo
menduduk
a bulan sete
an memilih
ndonesia.
ak militer In
lui pembun
yang terjad
yat Timor T
emungutan
milih turut s
n, dikabark
di Timor Tim
membatalka
, dan Otori
merintah Tim
mi
gunduran d
donesia dis
s finansial
nyak, gas
meningkat t
alnya dipim
olak kemar
ki gedung D
elah MPR m
h sang Wak
ndonesia (A
nuhan, pem
di saat Timo
Timur mem
suara yan
serta; 3/4-n
kan bahwa
mur, sepert
an dekrit 19
ta Transisi
mor Timur s
irinya didam
serang kris
Asia), dise
dan komod
tajam, dan
mpin para m
rahan mas
DPR/MPR,
melantikny
kil Presiden
ABRI) mem
maksaan ke
or Timur be
milih untuk m
ng diadakan
nya memilih
pihak milit
ti merusak
976 yang m
i PBB (UNT
sehingga k
mpingi B.J. H
sis keuanga
ertai kemar
ditas ekspo
perpindah
mahasiswa
ssa yang m
Soeharto
ya untuk ma
n, B. J. Ha
mbunuh ha
elaparan d
erada dala
memisahka
n PBB. Sek
h untuk me
ter Indones
infrastrukt
menintegra
TAET) men
kemerdeka
Habibie.
an dan eko
rau terburu
or lainnya y
han modal d
, meminta
meluas, sert
mengundu
asa bakti k
bibie, untu
ampir 200.0
an lain-lain
m wilayah
an diri dari
kitar 99%
erdeka. Seg
sia
tur di daera
asikan Timo
ngambil ali
aan penuh
onomi Asia
k dalam 50
yang sema
dipercepat
pengundu
ta ribuan
urkan diri p
ketujuh.
k menjadi
000
n.
gera
ah
or
h
a
0
akin
t.
ran
pada
[sunting] Era reformasi
Artikel utama: Indonesia: Era Reformasi
[sunting] Pemerintahan Habibie
Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya
adalah kembali mendaptkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan
komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga
membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan
berpendapat dan kegiatan organisasi.
[sunting] Pemerintahan Wahid
Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan
pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar menjadi pemenang pada
pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai
Soeharto - sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya)
memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%;
Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada
Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati
sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet
pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan
melakukan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.
Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan
perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping
ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi
konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di
Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai
tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-
Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang besar.
MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden
Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.
[sunting] Pemerintahan Megawati
Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid
memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan
demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri
dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR
untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia
mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari
kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak
lama kemudian.
[sunting] Pemerintahan Yudhoyono
Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang
Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal
masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti
gempa bumi besar di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan
sebagian dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang
Sumatra.
Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara
pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri
konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.
[sunting] Referensi
1.Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, 2005, Rajawali Press,
hal. 8-9; Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan,
hal. 92-93; A. Hasymi, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia:
Kumpulan prasaran pada seminar di Aceh, 1993, cet. 3, al-Ma'arif, hal. 7; Hadi
Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi;
Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Kedatangan dan Penyebaran
Islam oleh Dr. Uka Tjandrasasmita, 2002, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hal 9-
27. Dalam beberapa literatur lain disebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia
abad ke 9. Ada juga yang menyebutkan abad ke 13. Namun, sebenarnya Islam
masuk ke Indonesia abad 7M, lalu berkembang menjadi institusi politik sejak abad
9M, dan pada abad 13M kekuatan politik Islam menjadi amat kuat.
2.Musyrifah Sunanto, op cit. hal 6.
Sejarah nama Indonesia
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam
catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai
(Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan
ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata
Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya
pujangga Valmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik
Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang
terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin
untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan
Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon
Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra. Sampai hari ini jemaah
haji kita masih sering dipanggil "Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia
luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra),
Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi
(semuanya Jawa).
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya
terdiri dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang
luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah "Hindia". Semenanjung Asia
Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia
Belakang". Sedangkan tanah air memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische
Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East
Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu"
(Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).
Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah
Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan
Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli,
pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air
kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (bahasa Latin insula
berarti pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Nusantara
2 Nama Indonesia
3 Politik
4 Pranala luar
[sunting] Nusantara
Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang
dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu
nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata "India". Nama itu tiada
lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya.
Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang
ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan
diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.
Pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian
nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk
menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya
luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Sumpah Palapa dari
Gajah Mada tertulis "Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa" (Jika telah
kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat).
Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu
diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli antara,
maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu "nusa di antara dua benua dan
dua samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern.
Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya
sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.
Sampai hari ini istilah nusantara tetap dipakai untuk menyebutkan wilayah tanah air
dari Sabang sampai Merauke.
[sunting] Nama Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the
Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson
Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas
Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris,
George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi
majalah JIAEA.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the
Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations.
Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk
Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive
name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan
India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia
(nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
"... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become
respectively Indunesians or Malayunesians".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada
Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu,
sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives
(Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh
kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia
dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan
menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya,
Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab
istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut
nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar
ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada
halaman 254 dalam tulisan Logan:
"Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of
Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a
shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago".
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di
kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara
konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan
lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang
etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf
Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen
Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika
mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang
memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat
timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak
benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun
1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913
beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch
(Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander
(pribumi) diganti dengan indonesiër (orang Indonesia).
[sunting] Politik
Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam
etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan
tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu
identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah
Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels
Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan
mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama
Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau
Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi
Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,:
"Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische
staat) mustahil disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat
menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia
menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan
mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap
orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan
kemampuannya."
Di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924.
Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis
Indonesia (PKI). Pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan
Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang
mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan
sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi
Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah
Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen
Hindia Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo
Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama
"Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Tetapi
Belanda menolak mosi ini.
Dengan jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah
nama "Hindia Belanda". Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah Republik
Indonesia.
Asal Usul Nama Indonesia
Oleh IRFAN ANSHORY
PADA zaman purba, kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa
Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan
kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang
diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana
karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama
yang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang
terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk
kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para
pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya
tumbuh di Sumatra. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "Jawa" oleh orang
Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. "Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi
(Sumatra, Sulawesi, Sunda, semuanya Jawa)" kata seorang pedagang di Pasar Seng, Mekah.
Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia. Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali
datang itu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Cina. Bagi
mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah "Hindia".
Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai
"Hindia Belakang". Sedangkan tanah air kita memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische
Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East Indies,
Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische
Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).
Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah
Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945
memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal
dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan
kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (bahasa Latin
insula berarti pulau). Tetapi rupanya nama Insulinde ini kurang populer. Bagi orang Bandung,
Insulinde mungkin cuma dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista.
Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang kita kenal
sebagai Dr. Setiabudi (beliau adalah cucu dari adik Multatuli), memopulerkan suatu nama untuk
tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata "India". Nama itu tiada lain adalah Nusantara,
suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari
Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu
diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun
1920.
Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan
pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk
menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang)
sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Kita tentu pernah mendengar Sumpah Palapa dari
Gajah Mada, "Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa" (Jika telah kalah pulau-pulau
seberang, barulah saya menikmati istirahat). Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit
yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata
Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu "nusa di antara dua benua
dan dua samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah
nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari
nama Hindia Belanda.
Sampai hari ini istilah nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan wilayah tanah air kita dari
Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi bangsa dan negara kita adalah Indonesia. Kini akan
kita telusuri dari mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul.
Nama Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian
Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-
1869), orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada
tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865),
menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading
Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu
Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan
Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan
sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia
atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu
tertulis: ... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become
respectively Indunesians or Malayunesians.
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia
(Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia
bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl,
bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang
menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel
The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya
nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang dan
membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya
dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam
tulisan Logan: Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of
Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter
synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago. Ketika mengusulkan nama
"Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi
nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!
Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan
ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang
etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama
Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen
Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah
air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di
kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu
ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van
Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisantulisan
Logan.
Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat
(Ki Hajar Dewantara). Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah
biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Makna politis
Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan
geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga
nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang
memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada
terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool
(Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri
Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi
Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra,
berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, "Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de
toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia"
saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia
menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan
suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan
berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."
Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924.
Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal
Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula
menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air,
bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928,
yang kini kita sebut Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; DPR zaman Belanda),
Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo,
mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai
pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak
mentah-mentah.
Maka kehendak Allah pun berlaku. Dengan jatuhnya tanah air kita ke tangan Jepang pada
tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda" untuk selama-lamanya. Lalu pada
tanggal 17 Agustus 1945, atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, lahirlah Republik
Indonesia.
Dirgahayu Indonesiaku!***
Penulis, Direktur Pendidikan "Ganesha Operation"
Asal-usul Kata Indonesia
Oleh Batara R. Hutagalung
Di masa penjajahan India-Belanda ini muncul nama Indonesia. Pertama kali digunakan oleh dua orang
Inggris, yaitu George Samuel Windsor Earl, seorang pengacara kelahiran London, yang bersama James
Richardson Logan, seorang pengacara kelahiran Scotlandia, menulis artikel sebanyak 96 halaman di
Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia No. 4, tahun 1850 dengan judul "The Ethnology of the
Indian Archipelago: Embracing Enquiries into the Continental Relations of the Indo-Pacific Islanders."
Mereka menamakan penduduk India-Belanda bagian barat yang berasal Proto-Malaya (Melayu tua) dan
Deutero-Malaya (Melayu muda), sebagai Indunesians (Indu, bahasa Latin, artinya: India; Nesia, asal
katanya adalah nesos, bahasa Yunani, artinya: kepulauan). Sedangkan penduduk di wilayah India-
Belanda bagian timur masuk ke dalam kategori Melanesians (Mela = hitam. Melanesia = kepulauan
orang-orang hitam). Oleh karena itu, Earl sendiri kemudian cenderung menggunakan istilah Melayunesians,
untuk menamakan penduduk India-Belanda bagian barat. Kemudian Logan merubah Indunesia
menjadi Indonesia (Indos dan Nesos, keduanya berasal dari bahasa Yunani) dalam tulisan-tulisannya di
Journal tersebut.
Adalah Adolf Bastian, seorang dokter dan sekaligus etnolog Jerman, yang mempopulerkan nama
Indonesia ketika menerbitkan laporan perjalanan dan penelitiannya di Berlin, yang diterbitkan dalam
karya 5 jilid (1864 – 1894) dengan judul “Indonesien, oder die Inseln des malaysischen Archipels”
(bahasa Jerman, artinya: “Indonesia, atau Pulau-Pulau dari Kepulauan Malaya”). Jilid I berjudul Maluku,
jilid II Timor dan Pulau-Pulau Sekitarnya, jilid III Sumatera dan Daerah Sekitarnya, jilid IV Kalimantan dan
Sulawesi, jilid V Jawa dan Penutup.
Sejak dahulu hingga sekarang, para ilmuwan Eropa lebih senang menggunakan istilah/kata bahasa Latin
atau Yunani untuk penamaan hal-hal yang sehubungan dengan ilmiah, demikian juga untuk menamakan
ras penduduk di wilayah Malaya dan India Belanda bagian barat.
Eduard Douwes Dekker, dalam bukunya “Max Havelaar” menyebut India-Belanda dengan nama
Insulinde, variasi bahasa Belanda untuk Kepulauan India. Ketika Indische Partij (Partai India) yang
didirikan oleh keponakannya dilarang oleh Pemerintah India Belanda tahun 1913, para anggotanya
mendirikan Partai Insulinde.
Baik Indunesian, Indonesien atau Insulinde semua artinya adalah Kepulauan India, untuk menunjukkan
identitas pribumi yang hidup di bagian barat wilayah India- Belanda, sedangkan yang hidup di wilayah
timur –Flores, Timor, Maluku dan Papua-sebenarnya adalah orang-orang Melanesia (Kepulauan orangorang
hitam).
Yang termasuk pertama menggunakan kata Indonesia pada awal tahun 20-an adalah Perhimpunan
Indonesia di Belanda, Sam Ratu Langie dan Partai Komunis Indonesia.
Jadi kata Indonesia yang sampai sekarang digunakan oleh Republik Indonesia artinya tak lain adalah:
Kepulauan India.
Selain Indonesia, yang menggunakan nama yang “diciptakan” oleh orang-orang Inggris dan kemudian
dipopulerkan oleh orang Jerman, juga Phillipina (Filipina), yang masih tetap menggunakan nama
peninggalan penjajahan. Ketika orang-orang Spanyol menguasai wilayah tersebut, sebagai persembahan
kepada raja Spanyol, Phillip, jajahan itu diberi nama Philippina.
Banyak negara setelah merdeka mengganti nama yang “diciptakan” atau diberikan oleh penjajahnya,
seperti Ceylon menjadi Sri Lanka, Burma menjadi Myanmar, Indo-Cina menjadi Vietnam, Rhodesia
menjadi Zimbabwe, Gold Coast menjadi Ghana, South-West Afrika menjadi Namibia, dll.
Jadi seandainya bangsa ini sepakat untuk meninggalkan nama yang diciptakan oleh orang Eropa, maka
Indonesia bukanlah negara pertama yang mengganti nama peninggalan masa penjajahan.
Dapat menjadi bahan pertimbangan, untuk kembali menggunakan nama yang telah lebih dari 1000 tahun
digunakan oleh nenek moyang kita, yaitu NUSANTARA.
Soekarno
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Soekarno
Presiden Indonesia Pertama
Masa jabatan
17 Agustus 1945 – 12 Maret 1967
Wakil Presiden Mohammad Hatta
Pendahulu Jabatan terbentuk
Pengganti Soeharto
Tanggal lahir 6 Juni 1901
Surabaya, Jawa Timur
Meninggal 21 Juni 1970 (umur 69)
Jakarta
Partai politik PNI
Pasangan Fatmawati (salah satunya)
Ir. Soekarno1 (6 Juni 1901 - 21 Juni 1970) adalah Presiden Indonesia pertama yang
menjabat pada periode 1945 - 1966. Ia memainkan peranan penting untuk
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali
Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan
Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Ia menerbitkan Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial itu,
yang konon, antara lain isinya adalah menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk
mengamankan dan menjaga kewibawaannya. Tetapi Supersemar tersebut
disalahgunakan oleh Letnan Jenderal Soeharto untuk merongrong kewibawaannya
dengan jalan menuduhnya ikut mendalangi Gerakan 30 September. Tuduhan itu
menyebabkan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara yang anggotanya telah
diganti dengan orang yang pro Soeharto, mengalihkan kepresidenan kepada
Soeharto.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Latar belakang dan pendidikan
2 Masa pergerakan nasional
3 Masa penjajahan Jepang
4 Masa Perang Revolusi
5 Masa kemerdekaan
6 Tentang nama Soekarno
6.1 Siapa Ahmad Soekarno?
7 Istri Soekarno
8 Lain-lain
9 Sumber
10 Lihat pula
11 Pranala luar
[sunting] Latar belakang dan pendidikan
Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden
Sukemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Ibunya berasal dari Bali.
Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada
usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto
mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger
School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya,
Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang
dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi
Jong Java (Pemuda Jawa).
Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School
(sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung,
Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang
saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
[sunting] Masa pergerakan nasional
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung.
Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada
tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada
bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia
Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo),
yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan
Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh
tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam
setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hassan.
Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
[sunting] Masa penjajahan Jepang
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak
memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan"
keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu
dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.
Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus
memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lainlain
dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati
penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hookokai,
Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno,
Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur dan lain lainnya disebut-sebut dan
terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerjasama dengan
pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski
ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir
Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.
Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama
dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan
sendiri.
Ia aktif d
merumu
termasu
menying
Pada ta
Indones
Jepang
Bintang
Pengan
karena
Jepang
pimpina
menyata
Indones
Namun
Soekarn
kasus ro
[sunting
Ruang ta
.
Soekarn
Proklam
Usaha P
dalam usah
uskan Panc
uk merumu
gkir ke Ren
ahun 1943,
sia yakni So
dan diterim
kekaisara
ugerahan
hal itu bera
sendiri. Pa
an Angkata
akan bahw
sia sendiri.
keterlibata
no dituduh
omusha.
g] Masa
amu rumah
no bersama
masi kemer
Persiapan
ha persiap
casila, UUD
uskan nask
ngasdengk
Perdana M
oekarno, M
ma langsun
n (Ratna S
Bintang itu
arti bahwa
ada bulan A
n Darat wi
wa proklama
annya dalam
oleh Belan
Perang
persembun
a tokoh-tok
rdekaan Re
Kemerdek
an kemerd
D 1945 dan
kah proklam
klok Peristiw
Menteri Jep
Mohammad
ng oleh Ka
Suci) kepad
u membuat
ketiga toko
Agustus 19
layah Asia
asi kemerd
m badan-b
nda bekerja
g Revo
nyian Bung
koh nasion
epublik Ind
aan Indone
dekaan Indo
n dasar da
masi Keme
wa Rengas
pang Hidek
d Hatta dan
isar Hirohit
da tiga toko
t pemerinta
oh Indones
945, ia diun
Tenggara
dekaan Ind
badan orga
a sama de
olusi
Karno di Re
al mulai m
onesia. Se
esia BPUP
onesia, dia
sar pemer
rdekaan. Ia
sdengklok.
ki Tojo men
n Ki Bagoe
to. Bahkan
oh Indones
ahan pendu
sia itu diang
ndang oleh
di Dalat V
donesia ada
anisasi bent
ngan Jepa
engasdengk
empersiap
etelah sidan
PKI,Panitia
antaranya a
intahan Ind
a sempat d
ngundang t
s Hadikoes
n kaisar me
sia tersebut
udukan Jep
ggap kelua
h Marsekal
Vietnam yan
alah urusa
tukan Jepa
ng,antara
klok
pkan diri me
ng Badan P
Kecil yang
adalah
donesia
dibujuk unt
tokoh
soemo ke
emberikan
t.
pang terkej
arga Kaisar
Terauchi,
ng kemudia
n rakyat
ang membu
lain dalam
enjelang
Penyelidik
g terdiri dar
uk
jut,
r
an
uat
ri
delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia
Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa
Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta
dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air
Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni,
Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan
Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di
Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah
menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh
menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang.
Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan moment tepat untuk
kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu
bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini
merupakan tanggal turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi
Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan
Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden
dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP.Pada tanggal 19 September 1945
kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah peristiwa
Lapangan Ikada dimana 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan
Jepang yang masih bersenjata lengkap.
Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip
Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto
setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno
juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang
dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu. (dibawah Inggris)
meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir
Jendral A.W.S Mallaby.
Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya
memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil
presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.
Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden
selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive).
Selama revolusi kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semipresidensiil/
double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan
Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena
adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November
1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap
negara yang lebih demokratis.
Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan
Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa
Madiun 1948 serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden
Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara
ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
(PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia
internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta
adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat
menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.
[sunting] Masa kemerdekaan
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai
Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik
Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri
RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang
kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh
rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17
Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden
Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan
Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan
Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya
kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.
Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat
dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh
bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet semumur jagung" membuat
Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya
sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi
konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet.
Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.
Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia
Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum
merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan
presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan
Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal
sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang
ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme
dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir
yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam
pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito
(Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu,
(Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang
membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia
Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula
yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam
pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa.
Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa
akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.
Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional,
Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpinpemimpin
negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John
Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRT).
Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia "bercerai" dengan Wakil Presiden
Moh. Hatta, pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah
perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberontakan separatis yang
terjadi di seluruh pelosok Indonesia, dan puncaknya, pemberontakan G 30 S,
membuat Soekarno di dalam masa jabatannya tidak dapat "memenuhi" cita-cita
bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.
Soekarno sendiri wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso, Jakarta, setelah
mengalami pengucilan oleh suksesornya yang "durhaka" Jenderal Suharto.
Jenazahnya dikebumikan di Kota Blitar, Jawa Timur, dan kini menjadi ikon kota
tersebut, karena setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu hingga jutaan wisatawan
dari seluruh penjuru dunia. Terutama pada saat penyelenggaraan Haul Bung Karno.
[sunting] Tentang nama Soekarno
Nama lengkap Soekarno ketika lahir adalah Kusno Sosrodihardjo. Ketika masih
kecil, karena sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa; oleh orang
tuanya namanya diganti menjadi Soekarno. Di kemudian hari ketika menjadi
Presiden R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno
karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap
menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan
tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang tidak boleh diubah.
Sebutan akrab untuk Ir. Soekarno adalah Bung Karno.
[sunting] Siapa Ahmad Soekarno?
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Ahmad Soekarno.
Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat,
sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?" karena mereka
tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya
menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga. Entah
bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama Ahmad di depan nama Soekarno.
Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia.
[sunting] Istri Soekarno
Soekarno pernah mempunyai hubungan dengan beberapa wanita. Mereka adalah:
1. Oetari
2. Inggit Garnasih
3. Fatmawati
4. Hartini
5. Ratna Sari Dewi (nama asli: Naoko Nemoto)
6. Haryati
7. Yurike Sanger
8. Kartini Manoppo
9. Heldy Djafar
Beberapa di antaranya kemudian dinikahinya.
[sunting] Lain-lain
Presiden Indonesia masa jabatan 2001-2004, Megawati Soekarnoputri, adalah putri
sulungnya.
[sunting] Sumber
(id) Dr. Syafiq A. Mughnie,M.A.,PhD. Hassan Bandung, Pemikir Islam Radikal.
PT. Bina Ilmu, 1994, pp 110-111.
(en) Leslie H. Palmier. Sukarno, the Nationalist. Pacific Affairs, vol. 30, No, 2
(Jun. 1957), pp 101-119.
(en) Bob Hering, 2001, Soekarno, architect of a nation, 1901-1970, KIT
Publishers Amsterdam, ISBN 90-6832-510-8, KITLV Leiden, ISBN 90-6718-178-
1
(nl) Lambert J. Giebels, 1999, Soekarno. Nederlandsch onderdaan. Biografie
1901-1950. Deel I, uitgeverij Bert Bakker Amsterdam, ISBN 90-351-2114-7
(nl) Lambert J. Giebels, 2001, Soekarno. President, 1950-1970, Deel II,
uitgeverij Bert Bakker Amsterdam, ISBN 90-351-2294-1 geb., ISBN 90-351-
2325-5 pbk.
(nl) Lambert J. Giebels, 2005, De stille genocide: de fatale gebeurtenissen
rond de val van de Indonesische president Soekarno, ISBN 90-351-2871-0
Cindy Adamas, 1965, "Sukarno, an autobiography as told to Cindy Adams, The
Bobs Merryl Company Inc, New York
[sunting] Lihat pula
De-Soekarnoisasi
Daftar Presiden Indonesia
De-Soekarnoisasi
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
De-Soekarnoisasi adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah Orde Baru
di bawah Jenderal Soeharto untuk memperkecil peranan dan kehadiran
Soekarno dalam sejarah dan dari ingatan bangsa Indonesia.
Langkah-langkah tersebut dilakukan antara lain dengan jalan mengganti
nama Soekarno yang diberikan pada berbagai tempat atau bangunan di
Indonesia. Misalnya, Stadion Gelora Bung Karno diubah menjadi Stadion
U
d
m
k
o
k
U
p
p
N
y
y
M
s
p
[s
Daft
Dari Wik
Berikut
Proklam
Nama
1 Ir. Soek
– Mr. Ass
1 Ir. Soek
2 Jen. (P
3 Prof. D
4 Abdurra
5 Megaw
6 Susilo B
Bendera
Utama Sena
iubah nam
menjadi Pun
einginanny
oleh pemeri
edua orang
Upaya-upay
peranan So
pemikiran y
Nugroho No
ang sanga
ang mence
Mohammad
elalu dipeg
program P-4
sunting] P
tar Pre
kipedia Indo
adalah daf
masi Kemer
karno
saat
karno
Purn.) Soehart
r. Dipl. Ing. B
ahman Wahid
wati Soekarno
Bambang Yu
a Presiden R
ayan, kota
manya menj
ncak Jaya.
ya untuk di
intah. Seba
g tua bese
ya lain yan
oekarno da
yang kemud
otosusanto
at dekat den
etuskan Pa
d Yamin, pa
gang selam
4.
Pranala
esiden
onesia, ensik
ftar Presid
rdekaan Re
to
B. J. Habibie
d
putri
dhoyono
Republik Ind
Soekarno
jadi Jayapu
. Selain itu
kebumikan
aliknya, So
rta kakakn
g lebih fun
lam mence
dian dijadik
o, yang mer
ngan milite
ancasila bu
ada tangga
ma masa O
luar
n Indo
klopedia be
en Indone
epublik Ind
Awal Jab
17 Agustu
27 Desem
17 Agustu
12 Maret
21 Mei 19
20 Oktob
23 Juli 20
20 Oktob
donesia
opura (seb
ura, dan Pu
, pada saa
n di Istana
oekarno dik
ya, Ibu Wa
damental d
etuskan Pa
kan ideolog
rupakan se
er, mengaju
ukanlah Bu
al 29 Mei 1
Orde Baru, d
onesia
bas berbah
esia yang m
donesia pad
batan
us 1945
mber 1949
us 1950
1967
998
er 1999
001
er 2004
elumnya b
uncak Soe
t Soekarno
Batu Tulis,
kebumikan
ardojo.
dilakukan d
ancasila se
gi nasional
ejarahwan
ukan penda
ng Karno,
945. Pend
dan dicoba
asa Indone
mulai mem
da tahun 1
Habis Jabat
27 Desembe
17 Agustus
12 Maret 19
21 Mei 1998
20 Oktober
23 Juli 2001
20 Oktober 2
(2009)
bernama Ho
ekarno diu
o meningga
, Bogor tida
di Blitar, te
dengan me
rta tangga
pada 1 Ju
resmi Orde
apat bahwa
melainkan
apat resmi
a ditanamka
sia.
erintah set
945 sampa
tan Pa
er 1949 PN
1950
67 PN
8 Go
1999 Go
PK
2004 PD
Pa
ollandia)
ubah nama
al,
ak dipenuh
empat tingg
emperkecil
l kelahiran
ni 1945.
e Baru dan
a tokoh uta
Mr.
i inilah yan
an lewat
telah
ai sekarang
artai
NI
NI
olkar
olkar
KB
DI Perjuangan
artai Demokra
nya
hi
gal
n
ama
g
g.
n
at
Catatan
Soek
Repu
Indo
kepa
Assa
kem
Soeh
akum
jabat
masy
Jaka
Abdu
Raky
kem
menj
Pres
Dari Wik
berbaha
n:
karno men
ublik Indon
nesia Serik
ada Assaat
aat mengun
bali menjad
harto meng
mulasi krisi
tannya diaw
yarakat da
arta, Surab
urrahman W
yat mencab
udian diser
jabat seba
siden
kipedia Indo
sa Indonesi
gundurkan
nesia oleh B
kat (RIS) d
t. Pada saa
ndurkan di
di presiden
gundurkan
s politik, ek
wali oleh g
ri berbaga
aya, Bandu
Wahid mele
but manda
rahkan kep
gai Wakil P
Repu
onesia, ensik
ia.
n diri sebag
Belanda. Ia
an jabatan
at RIS dibu
ri sebagai
n.
diri dari ja
konomi, da
gelombang
i sudut kota
ung, Maka
etakkan ja
tnya pada
pada Mega
Presiden.
blik In
klopedia be
gai preside
a kemudian
n presiden
ubarkan, te
presiden R
batan pres
an kepemim
demonstra
a di Indone
ssar, Meda
batannya s
Sidang Ist
awati Soeka
ndones
bas
n pada saa
n menjadi P
Republik In
patnya pad
Republik In
siden pada
mpinan. La
asi dari ber
esia, teruta
an, dan lain
setelah Ma
imewa MP
arnoputri y
sia
S
U
Ma
at pengaku
Presiden R
ndonesia d
da 17 Agus
donesia da
21 Mei 19
angkah mun
rbagai elem
ama di kota
n sebagain
ajelis Permu
PR 2001. Ja
yang sebelu
Artikel ini ba
Sistem Keta
Republik
Undang Undan
ajelis Permusya
Dewan Perwa
Dewan Perwa
Presi
uan kedaula
Republik
diserahkan
stus 1950,
an Soekarn
98 akibat
ndur dari
men
a besar sep
nya.
usyawarata
abatannya
umnya
agian dari seri
atanegaraa
Indonesia
ng Dasar 1945
awaratan Raky
akilan Rakyat
akilan Daerah
iden
atan
no
perti
an
an
a
yat
Presiden Republik Indonesia adalah kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan Republik
Indonesia.
Menurut Perubahan Ketiga UUD 1945 Pasal 6A,
Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu
pasangan secara langsung oleh rakyat.
Sebelumnya, Presiden (dan Wakil Presiden) dipilih
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Dengan
adanya Perubahan (Amandemen) UUD 1945,
Presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada
MPR, dan kedudukan antara Presiden dan MPR
adalah setara.
Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Wewenang, Kewajiban, dan Hak
2 Pemilihan Presiden
3 Pengusulan Pemberhentian Presiden/Wakil Presiden
4 Pemilihan Wakil Presiden Yang Lowong
5 Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Yang Lowong
6 Lihat pula
[sunting] Wewenang, Kewajiban, dan Hak
Wewenang, Kewajiban, dan Hak Presiden antara lain:
Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara
Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR. Presiden melakukan
pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta
mengesahkan RUU menjadi UU.
Kementerian Negara
Sekretariat Negara
Sekretariat Kabinet
Lembaga Pemerintah Non Departemen
Kejaksaan
Badan Ekstra Struktural
Badan Independen
Tentara Nasional Indonesia
Kepolisian Negara RI
Perwakilan RI di Luar Negeri
Mahkamah Agung
Mahkamah Konstitusi
Komisi Yudisial
Badan Pemeriksa Keuangan
Lihat pula:
Pemerintahan Daerah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam
kegentingan yang memaksa)
Menetapkan Peraturan Pemerintah
Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR
Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
Menyatakan keadaan bahaya
Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR
Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan
DPR.
Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung
Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan
UU
Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan
disetujui DPR
Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan
Mahkamah Agung
Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan
DPR
Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia.
Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh menteri-menteri dalam
kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan sehari-hari.
[sunting] Pemilihan Presiden
Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan langsung oleh rakyat
melalui Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres). Calon Presiden
dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta
pemilu sebelumnya. Pilpres pertama kali di Indonesia diselenggarakan pada tahun
2004.
Jika dalam Pilpres didapat suara >50% jumlah suara dalam pemilu dengan
sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari separuh jumlah provinsi
Indonesia, maka dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Jika tidak
ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, maka pasangan yang
memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pilpres mengikuti Pilpres
Putaran Kedua. Pasangan yang memperoleh suara terbanyak dalam Pilpres
Putaran Kedua dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih.
[sunting] Pengusulan Pemberhentian Presiden/Wakil
Presiden
Usul pemberhentian Presiden/Wakil Presiden dapat diajukan oleh DPR.
Apabila DPR berpendapat bahwa Presiden/Wakil Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden/Wakil
Presiden (dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan DPR), DPR dapat
mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi, jika mendapat dukungan
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir dalam sidang paripurna
yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota.
Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90
hari setelah permintaan diterima. Jika terbukti, maka DPR menyelenggarakan
sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR.
MPR wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR paling lambat
30 hari sejak usul diterima. Keputusan diambil dalam sidang paripurna, dihadiri
sekurang-kurangnya 3/4 jumlah anggota, disetujui sekurang-kurangnya 2/3 jumlah
yang hadir, setelah Presiden/Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan
penjelasan. Apabila usul presiden diterima, Presiden/Wakil Presiden kemudian
diberhentikan.
[sunting] Pemilihan Wakil Presiden Yang Lowong
Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, Presiden mengajukan 2 calon
Wapres kepada MPR. Selambat-lambatnya, dalam waktu 60 hari MPR
menyelenggarakan Sidang MPR untuk memilih Wapres.
[sunting] Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Yang
Lowong
Dalam hal Presiden dan Wakil Presiden keduanya berhalangan tetap secara
bersamaan, maka partai politik (atau gabungan partai politik) yang pasangan Calon
Presiden/Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam
Pilpres sebelumnya, mengusulkan pasangan calon Presiden/Wakil Presiden kepada
MPR.
Selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari, MPR menyelenggarakan Sidang MPR
untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Pergantian tampuk pimpinan
pemerintahan Indonesia.
[sunting] Lihat pula
Daftar Presiden Indonesia
Wakil Presiden Republik Indonesia
Daftar Wakil Presiden Indonesia
Daftar Wakil Presiden Indonesia
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
(Dialihkan dari Wakil Presiden Republik Indonesia)
[sunting] Daftar Wakil Presiden Indonesia
Nama Foto Memulai
Jabatan
Mengakhiri
Jabatan Partai
1 Dr. H. Mohammad Hatta 1945 1956 PNI
2 Sri Sultan
Hamengkubuwono IX 1973 1978
3 H. Adam Malik 1978 1983 Golongan Karya
4 Jend. TNI (Purn.) Umar
Wirahadikusumah 1983 1988 Golongan Karya
5 Letjend. TNI (Purn.)
Sudharmono, S.H. 1988 1993 Golongan Karya
6 Jend. TNI (Purn.) Try
Sutrisno 1993 1998 Golongan Karya
7 Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie 1998 1999 Golongan Karya
8 Hj. Megawati Soekarnoputri 1999 2001 PDI Perjuangan
9 Dr. H. Hamzah Haz 2001 2004
Partai Persatuan
Pembangunan
10 Drs. H. Muhammad Jusuf
Kalla 2004 2009 Golongan Karya
[sunting] Lihat pula
Daftar Presiden Indonesia
Assaat
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Mr. Assaat (18 September 1904–16 Juni 1976) adalah tokoh pejuang Indonesia,
pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia pada masa pemerintahan Republik
Indonesia di Yogyakarta yang merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat
(RIS).
Mr. Assaat dilahirkan di Kubang Putih Banuhampu adalah orang sumando Sungai
Pua, menikah dengan Roesiah, wanita Sungai Pua di Rumah Gadang Kapalo Koto,
yang telah meninggalkan beliau pada 12 Juni 1949, dengan dua orang putera dan
seorang puteri.
Sekitar tahun 1946-1949, di Jalan Malioboro, Yogyakarta, sering terlihat seorang
berbadan kurus semampai berpakaian sederhana sesuai dengan irama revolusi.
Terkadang ia berjalan kaki, kalau tidak bersepeda menelusuri Malioboro menuju ke
kantor KNIP tempatnya bertugas. Orang ini tidak lain adalah Mr. Assaat, yang selalu
menunjukkan sikap sederhana berwajah cerah di balik kulitnya yang kehitamhitaman.
Walaupun usianya saat itu baru 40 tahun, terlihat rambutnya mulai
memutih. Kepalanya tidak pernah lepas dari peci beludru hitam.
Mungkin generasi muda sekarang kurang atau sedikit sekali mengenal perjuangan
Mr. Assaat sebagai salah seorang patriot demokrat yang tidak kecil andilnya bagi
menegakkan serta mempertahankan Republik Indonesia. Assaat adalah seorang
yang setia memikul tanggung jawab, baik selama revolusi berlangsung hingga pada
tahap akhir penyelesaian revolusi. Pada masa-masa kritis itu, Assaat tetap
memperlihatkan dedikasi yang luar biasa.
Ia tetap berdiri pada posnya di KNIP, tanpa mengenal pamrih dan patah semangat.
Sejak ia terpilih menjadi ketua KNIP, jabatan ini tidak pernah terlepas dari
tangannya. Sampai kepadanya diserahkan tugas sebagai Penjabat Presiden RI di
kota perjuangan di Yogyakarta.
Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan
Badan Pekerjanya selama revolusi sedang berkobar telah dua kali mengadakah
hijrah. Pertama di Jakarta, dengan tempat bersidang di bekas Gedung Komedi (kini
Gedung Kesenian) di Pasar Baru dan di gedung Palang Merah Indonesia di Jl.
Kramat Raya. Karena perjuangan bertambah hangat, demi kelanjutan Revolusi
Indonesia, sekitar tahun 1945 KNIP dipindahkan ke Yogyakarta.
Kemudian pada tahun itu juga KNIP dan Badan Pekerja, pindah ke Purwokerto,
Jawa Tengah. Ketika situasi Purwokerto dianggap kurang aman untuk kedua kalinya
KNIP hijrah ke Yogyakarta. Pada saat inilah Mr. Assaat sebagai anggota
sekretariatnya. Tidak lama berselang dia ditunjuk menjadi ketua KNIP beserta
Badan Pekerjanya.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Diasingkan
2 Latar belakang Mr. Assaat
3 Praktek Advokat
4 Menentang Komunis
5 Upacara Kebesaran
6 Pranala luar
[sunting] Diasingkan
Api revolusi mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945 terus menggelora.
Belanda dengan kekuatan militernya melancarkan apa yang mereka namakan
Agresi Militer II. Mr. Assaat ditangkap Belanda bersama Bung Karno dan Bung
Hatta serta pemimpin Republik lainnya, kemudian di asingkan di Manumbing di
Pulau Bangka.
Rambutnya bertambah putih, karena uban makin melebat sejak diasingkan di
Manumbing dan Mr. Assaat mulai memelihara jenggot. Assaat bukan ahli pidato, dia
tidak suka banyak bicara, tetapi segala pekerjaan bagi kepentingan perjuangan
semua dapat diselesaikannya dengan baik, semua rahasia negara dipegang teguh,
itulah sebabnya dia disenangi dan disegani oleh kawan dan lawan politiknya.
Ketika menjadi Penjabat Presiden, pers memberitakan tentang pribadinya, antara
lain beliau tidak mau dipanggil Paduka Yang Mulia, cukup dengan panggilan
Saudara Acting Presiden. Panggilan demikian memang agak canggung di zaman
itu. Akhirnya Assaat bilang, panggil saja saya "Bung Presiden". Di sinilah letak
kesederhanaan Assaat sebagai seorang pemimpin.
Hal itu tergambar pula dengan ketaatannya melaksanakan perintah agama, yang
tak pernah meninggalkan shalat lima waktu. Dan dia termasuk seorang pemimpin
yang sangat menghargai waktu, sama halnya dengan Bung Hatta.
[sunting] Latar belakang Mr. Assaat
Assaat belajar di sekolah agama "Adabiah" dan MULO Padang, selanjutnya ke
School tot Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta. Karena jiwanya tidak terpanggil
menjadi seorang dokter, ditinggalkannya STOVIA dan melanjutkan ke AMS (SMU
sekarang). Dari AMS, Assaat melajutkan studinya ke Rechts Hoge School (Sekolah
Hakim Tinggi) juga di Jakarta.
Ketika menjadi mahasiswa RHS inilah, beliau memulai berkecimpung dalam
gerakan kebangsaan, ialah gerakan pemuda dan politik. Masa saat itu Assaat giat
dalam organisasi pemuda "Jong Sumatranen Bond". Karir politiknya makin
menanjak lalu berhasil menduduki kursi anggota Pengurus Besar dari "Perhimpunan
Pemuda Indonesia". Ketika Perhimpunan Pemuda Indonesia mempersatukan diri
dalam "Indonesia Muda", ia terpilih mejadi Bendahara Komisaris Besar " Indonesia
Muda".
Dalam kedudukannya sebagai mahasiswa, Assaat memasuki pula gerakan politik
"Partai Indonesia" disingkat Partindo. Dalam partai ini, Assaat bergabung dengan
pemimpin Partindo seperti: Adnan Kapau Gani, Adam Malik, Amir Sjarifoeddin dll.
Kegiatannya di bidang politik pergerakan kebangsaan, akhirnya tercium oleh
profesornya dan pihak Belanda, sehingga dia tidak diluluskan walaupun setelah
beberapa kali mengikuti ujian akhir. Tersinggung atas perlakuan demikian, gelora
pemudanya makin bergejolak, dia putuskan meninggalkan Indonesia pergi ke
Belanda. Di Belanda dia memperoleh gelar "Meester in de Rechten" (Mr) atau
Sarjana Hukum.
[sunting] Praktek Advokat
Sebagai seorang non kooperator terhadap penjajahan Belanda, sekembalinya ke
tanah air di tahun 1939 Mr. Assaat berpraktek sebagai advokat hingga masuknya
Jepang tahun [[1942]. Di zaman Jepang dia diangkat sebagai Camat Gambir,
kemudian Wedana Mangga Besar di Jakarta.
Dalam sejarah perjuangannya ikut menegakkan Republik Proklamasi, beberapa
catatan mengenai Assaat ialah: tahun 1946-1949 (Desember) menjadi Ketua KNIP
dengan Badan Pekerja. Desember 1949 hingga Agustus 1950 menjadi Penjabat
Presiden Republik Indonesia di Yogyakarta. Dengan terbentuknya RIS (Republik
Indonesia Serikat), jabatannya sebagai Penjabat Presiden pada Agustus 1950
selesai, demikian juga jabatannya selaku ketua KNIP dan Badan Pekerjanya. Sebab
pada bulan Agustus 1950 negara-negara bagian RIS melebur diri dalam Negara
Kesatuan RI.
Selama memangku jabatan, Assaat menandatangani statuta pendirian Universitas
Gadjah Mada di Yogyakarta. "Menghilangkan Assaat dari realitas sejarah
kepresidenan Republik Indonesia sama saja dengan tidak mengakui Universitas
Gadjah Mada sebagai universitas negeri pertama yang didirikan oleh Republik
Indonesia," ujar Bambang Purwanto dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar
UGM September 2004.
Setelah pindah ke Jakarta, Mr. Assaat menjadi anggota parlemen (DPR-RI), sampai
ia duduk dalam Kabinet Natsir jadi Menteri Dalam Negeri September 1950 sampai
Maret 1951. Kabinet Natsir bubar, kembali jadi anggota Parlemen, semenjak itulah
Assaat kurang terdengar namanya dalam bidang politik.
Pada tahun 1955 namanya muncul lagi di permukaan, sebagai formatur Kabinet
bersama Dr. Soekiman Wirjosandjojo dan Mr. Wilopo untuk mencalonkan Bung
Hatta sebagai Perdana Menteri. Karena waktu itu terhembus angin politik begitu
kencang, daerah-daerah kurang puas dengan beleid (kebijakan) pemerintahan
Pusat. Daerah-daerah menyokong Bung Hatta, tetapi upaya tiga formatur tersebut
menemui kegagalan, karena formal politis waktu itu, Parlemen menolaknya.
[sunting] Menentang Komunis
Ketika Demokrasi Terpimpin dicetuskan Soekarno, Assaat sebagai demokrat dan
orang Islam menentangnya. Secara pribadi Bung Karno tetap dihormatinya, tetapi
yang ditentangnya politik Bung Karno yang seolah-olah memberi angin pada Partai
Komunis Indonesia.
Mr. Assaat saat itu merasakan jiwanya terancam, karena Demokrasi Terpimpin
adalah tak lain dari diktator terselubung, ia selalu diintip oleh intel serta orang-orang
PKI. Kemudian dengan cara menyamar sebagai orang "akan berbelanja" bersama
dengan keluarganya naik becak dari Jl. Teuku Umar ke Jl. Sabang, dari sana
dilanjutkan dengan naik becak menuju Stasion Tanah Abang.
Mr. Ass
beberap
Gajah" y
membe
Sumate
Sulawes
Akhirnya
oleh PK
Assaat y
Kemudi
mengge
[sunting
Ketika b
sudah m
keadaan
selama
setelah
Pada ta
Warung
teman s
dihorma
[sunting
Soe
Dari Wik
Ar
Ba
Artike
Keselur
sepihak
aat beserta
pa hari di P
yang dipim
ntuk "Dewa
era Utara, s
si.
a dewan-d
KI. Terbentu
yang ketika
an berkelia
empur keku
g] Upaca
berada di h
merasa diri
n fisik lema
4 tahun da
munculnya
anggal 16 J
g Jati Jakar
seperjuang
ati oleh neg
g] Prana
harto
kipedia Indo
rtikel ini tid
antulah mem
l yang tidak
ruh artike
k yang be
a keluarga
Palembang
mpin oleh Le
an Banteng
sementara
ewan terse
uklah PRR
a itu sudah
aran di huta
uatan PRR
ara Keb
hutan-hutan
nya sering
ah dan mej
ari tahun 19
a Orde Bar
Juni 1976, M
rta Selatan
annya, sah
gara denga
ala luar
onesia, ensik
dak memi
mperbaiki a
k dapat dive
l atau bag
elum bisa
berhasil m
. Ketika itu
etkol Barlia
g". Kol. Sim
Kol. Sumu
ebut bersat
RI (Pemerin
h tiba di Su
an-hutan S
RI.
besaran
n Sumatera
terserang
jalani "hidu
962-1966.
ru.
Mr. Assaat
. Mr. Assaa
habat, hand
an kebesar
klopedia be
liki referen
div
artikel ini de
erifikasikan
gian artike
a dibuktik
menyeberan
u Sumatra S
an. Di Sum
mbolon me
ual memba
tu menenta
tahan Rev
matera Ba
Sumatera, s
n
a Barat dan
sakit. Akh
up" di dalam
Ia baru ke
t meningga
at gelar Da
dai tolan d
ran militer.
bas berbah
nsi sumbe
verifikasi.
engan mena
dapat diha
el di bawa
kan atau
ng ke Sum
Selatan su
matra Barat
ndirikan "D
ngun "Dew
ang Sukarn
volusioner R
arat bergab
setelah Pe
n Sumatera
irnya dia d
m penjara
luar dari ta
al dirumahn
atuk Mudo
an semua
asa Indone
er sehingg
ambahkan
apus sewak
ah ini mun
diverifikas
matera. Dia
dah dibent
Letkol Ahm
Dewan Gaj
wan Mangu
no yang tel
Republik In
bung denga
merintah P
a Utara, M
itangkap, d
"Demokras
ahanan di J
nya yang s
diantar ole
keluargany
sia.
ga isinya ti
referensi ya
ktu-waktu o
ngkin mer
si oleh s
berdiam
tuk "Dewan
mad Husei
jah" di
uni" di
lah diselim
ndonesia).
an PRRI.
Pusat
r. Assaat
dalam
si Terpimpi
Jakarta,
ederhana d
eh temanya,
dia
idak bisa
ang layak.
oleh Pengur
rupakan k
umber re
n
n
uti
in"
di
rus
klaim
smi.
Anda dapat membantu Wikipedia dengan menambahkan referensi. Lihat halaman
diskusi untuk detil diskusi..
Soeharto
Presiden Indonesia ke-2
Masa bakti 12 Maret 1967—21 Mei
1998
Pendahulu Soekarno
Pengganti B.J. Habibie
Istri Tien Soeharto
Profesi Tentara
Partai politik Golongan Karya
Jenderal Besar Purnawirawan Soeharto, (ER, EYD: Suharto), atau juga dikenal
sebagai Haji Muhammad Soeharto (lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8
Juni 1921) adalah Presiden Indonesia yang kedua, menggantikan Soekarno.
Ia mulai menjabat sejak keluarnya Supersemar yang dinilai kontroversial pada
tanggal 12 Maret 1967 sebagai Pejabat Sementara Presiden dan dipilih sebagai
Presiden pada tanggal 21 Maret 1967 oleh MPRS.
Soeharto dipilih kembali oleh suara MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993,
dan 1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri
pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan
pendudukan gedung DPR/MPR RI oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang
Indonesia terlama dalam jabatannya sebagai presiden.
Soeharto menikah dengan Suhartini "Tien" dan dikaruniai 6 anak, yaitu Sigit
Harjojudanto, Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati
Hariyadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang
Adiningsih (Mamiek). Nama panggilan beliau adalah "Pak Harto".
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Latar belakang
2 Naik ke kekuasaan
3 Meredam oposisi
4 Puncak Orde Baru
5 Beberapa catatan atas tindakan represif Orde Baru
6 Soeharto turun takhta
7 Kasus dugaan korupsi
8 Peninggalan
9 Lihat pula
10 Referensi
11 Pranala luar
[sunting] Latar belakang
Soeharto lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta. Dia bergabung dengan
pasukan kolonial Belanda, KNIL. Selama Perang Dunia II, dia menjadi komandan
batalion di dalam militer yang disponsori oleh Jepang yang dikenal sebagai tentara
PETA (Pembela Tanah Air).
Setelah proklamasi kemerdekaan oleh Soekarno pada 1945, pasukannya bentrok
dengan Belanda yang sedang berupaya mendirikan kembali hukum kolonialisme.
Soeharto dikenal luas dalam militer dengan serangan tiba-tibanya yang menguasai
Yogyakarta pada 1 Maret 1949 (lihat Serangan Umum 1 Maret) hanya dalam satu
hari. Namun gerakan ini cenderung ditafsirkan sebagai simbol perjuangan rakyat
Indonesia terhadap pasukan Belanda. Penggagas sebenarnya dalam serangan ini
adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sebagai raja Yogyakarta, Gubernur Militer
serta Menteri Pertahanan.
Di tahun berikutnya dia bekerja sebagai pejabat militer di Divisi Diponegoro Jawa
Tengah. Pada 1959 dia dituduh terlibat kasus penyelundupan dan kasusnya hampir
dibawa ke pengadilan militer oleh Kolonel Ahmad Yani. Namun atas saran Jendral
Gatot Subroto saat itu, dia dibebaskan dan dipindahkan ke Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Darat (SESKOAD) di Bandung, Jawa Barat meskipun menurut
koleganya di SESKOAD, Kolonel Hario Kecik yang akhirnya menjadi Pangdam
Mulawarman, Soeharto mengalami konflik pribadi dengan Kolonel D.I. Panjaitan.
Sebelumnya Letkol Soeharto menjadi komandan penumpasan pemberontakan di
Makassar dibawah komando Kolonel Alex Kawilarang di mana Soeharto mengalami
konflik pribadi dengan Kawilarang akibat keteledorannya sehingga huru-hara
meletus kembali ketika Kawilarang melaporkan situasi Makassar yang dianggap
aman kepada Presiden Soekarno di Jakarta.
Pada 1961 dia mencapai pangkat brigadir jendral dan memimpin Komando Mandala
yang bertugas merebut Irian Barat. Sekembalinya dari Indonesia Timur, Soeharto
yang telah naik pangkat menjadi mayor jenderal, ditarik ke markas besar ABRI oleh
Jenderal A.H. Nasution. Di pertengahan tahun 1962, Soeharto diangkat sebagai
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) hingga 1965.
Pada 1965, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, khususnya Angkatan Darat
mengalami konflik internal, terutama akibat politik Nasakom pada saat itu sehingga
digambarkan pecah menjadi dua faksi, satu sayap kiri dan satu lagi sayap kanan,
dengan Soeharto berada di bagian sayap kanan. Hal terpenting yang diperoleh
Soeharto dari operasi militer ini adalah perkenalannya dengan Kol. Laut Sudomo,
Mayor Ali Murtopo, Kapten Benny Murdani yang kemudian tercatat sebagai orangorang
terpenting dan strategis di tubuh pemerintahannya kelak.
[sunting] Naik ke kekuasaan
Pergantian tampuk pimpinan
pemerintahan Indonesia.
Artikel utama: Gerakan 30 September
Pada pagi hari 1 Oktober 1965, beberapa pasukan pengawal Kepresidenan,
Tjakrabirawa di bawah Letnan Kolonel Untung Syamsuri bersama pasukan lain
menculik dan membunuh enam orang jendral. Pada peristiwa itu Jendral A.H.
Nasution yang menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Hankam dan Kepala
Staf Angkatan Bersenjata berhasil lolos. Satu yang terselamatkan, yang tidak
menjadi target dari percobaan kudeta adalah Mayor Jendral Soeharto, meski
menjadi sebuah pertanyaan apakah Soeharto ini terlibat atau tidak dalam peristiwa
yang dikenal sebagai G-30-S itu. Beberapa sumber mengatakan, Pasukan
Tjakrabirawa yang terlibat itu menyatakan bahwa mereka mencoba menghentikan
kudeta militer yang didukung oleh CIA yang direncanakan untuk menyingkirkan
Presiden Soekarno dari kekuasaan pada "Hari ABRI", 5 Oktober 1965 oleh badan
militer yang lebih dikenal sebagai Dewan Jenderal.
Peristiwa ini segera ditanggapi oleh Mayjen Soeharto untuk segera mengamankan
Jakarta, menurut versi resmi sejarah pada masa Orde Baru, terutama setelah
mendapatkan kabar bahwa Letjen Ahmad Yani, Menteri / Panglima Angkatan Darat
tidak diketahui keberadaannya. Hal ini sebenarnya berdasarkan kebiasaan yang
berlaku di Angkatan Darat bahwa bila Panglima Angkatan Darat berhalangan hadir,
maka Panglima Kostrad yang menjalankan tugasnya. Tindakan ini diperkuat dengan
turunnya Surat Perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret
(Supersemar) dari Presiden Soekarno yang memberikan kewenangan dan mandat
kepada Soeharto untuk mengambil segala tindakan untuk memulihkan keamanan
dan ketertiban. Langkah yang diambil Soeharto adalah segera membubarkan Partai
Komunis Indonesia (PKI) sekalipun sempat ditentang Presiden Soekarno,
penangkapan sejumlah menteri yang diduga terlibat G-30-S (Gerakan 30
September). Tindakan ini menurut pengamat internasional dikatakan sebagai
langkah menyingkirkan Angkatan Bersenjata Indonesia yang pro-Soekarno dan pro-
Komunis yang justru dialamatkan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia di
mana jajaran pimpinannya khususnya Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara
Omar Dhani yang dinilai pro Soekarno dan Komunis, dan akhirnya memaksa
Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan eksekutif. Tindakan pembersihan dari
unsur-unsur komunis (PKI) membawa tindakan penghukuman mati anggota Partai
Komunis di Indonesia yang menyebabkan pembunuhan sistematis sekitar 500 ribu
"tersangka komunis", kebanyakan warga sipil, dan kekerasan terhadap minoritas
Tionghoa Indonesia. Soeharto dikatakan menerima dukungan CIA dalam
penumpasan komunis. Diplomat Amerika 25 tahun kemudian mengungkapkan
bahwa mereka telah menulis daftar "operasi komunis" Indonesia dan telah
menyerahkan sebanyak 5.000 nama kepada militer Indonesia. Been Huang, bekas
anggota kedutaan politik AS di Jakarta mengatakan di 1990 bahwa: "Itu merupakan
suatu pertolongan besar bagi Angkatan Bersenjata. Mereka mungkin membunuh
banyak orang, dan saya kemungkinan memiliki banyak darah di tangan saya, tetapi
tidak seburuk itu. Ada saatnya di mana anda harus memukul keras pada saat yang
tepat." Howard Fenderspiel, ahli Indonesia di State Department's Bureau of
Intelligence and Research di 1965: "Tidak ada yang peduli, selama mereka adalah
komunis, bahwa mereka dibantai. Tidak ada yang bekerja tentangnya."1 Dia
mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia dalam rangka membebaskan sumber daya
di militer.
Jendral Soeharto akhirnya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia setelah
pertanggungjawaban Presiden Soekarno (NAWAKSARA) ditolak MPRS pada tahun
1967, kemudian mendirikan apa yang disebut Orde Baru.
Beberapa pengamat politik baik dalam negeri maupun luar negeri mengatakan
bahwa Soeharto membersihkan parlemen dari komunis, menyingkirkan serikat
buruh dan meningkatkan sensor. Dia juga memutuskan hubungan diplomatik
dengan Republik Rakyat Tiongkok dan menjalin hubungan dengan negara barat dan
PBB. Dia menjadi penentu dalam semua keputusan politik.
Jendral Soeharto dikatakan meningkatkan dana militer dan mendirikan dua badan
intelijen - Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) dan Badan
Koordinasi Intelijen Nasional (Bakin). Sekitar 2 juta orang dieksekusi dalam
pembersihan massal dan lebih dari 200.000 ditangkap hanya karena dicurigai
terlibat dalam kudeta. Banyak komunis, tersangka komunis dan yang disebut
"musuh negara" dihukum mati (meskipun beberapa hukuman ditunda sampai 1990).
Diduga bahwa daftar tersangka komunis diberikan ke tangan Soeharto oleh CIA.
Sebagai tambahan, CIA melacak nama dalam daftar ini ketika rezim Soeharto mulai
mencari mereka. Dukungan yang tidak dibicarakan ini dari Pemerintah Amerika
Serikat untuk rezim Soeharto tetap diam sampai invasi Timor Timur, dan terus
berlangsung sampai akhir 1990-an. Karena kekayaan sumber daya alamnya dan
populasi konsumen yang besar, Indonesia dihargai sebagai rekan dagang Amerika
Serikat dan begitu juga pengiriman senjata tetapi dipertahankan ke rezim Soeharto.
Ketika Soeharto mengumjungi Washington pada 1995 pejabat administratif Clinton
dikutip di New York Times mengatakan bahwa Soeharto adalah "orang seperti kita"
atau "orang golongan kita".
Pada 12 Maret 1967 Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden Indonesia oleh
MPR Sementara. Pada 21 Maret dia resmi terpilih di masa lima tahun pertamanya
sebagai Presiden. Dia secara langsung menunjuk 20% anggota MPR. Partai Golkar
menjadi partai favorit dan satu-satunya yang diterima oleh pejabat pemerintah.
Indonesia juga menjadi salah satu pendiri ASEAN.
Ekonomi Indonesia benar-benar amburadul di pertengahan 1960-an. Soeharto pun
kemudian meminta nasehat dari tim ekonom hasil didikan Barat yang banyak
dikenal sebagai "mafia Berkeley". Tujuan jangka pendek pemerintahan baru ini
adalah mengendalikan inflasi, menstabilkan nilai rupiah, memperoleh hutang luar
negeri, serta mendorong masuknya investasi asing. Dan untuk satu hal ini,
kesuksesan mereka tidak bisa dipungkiri. Peran Sudjono Humardani sebagai
asisten finansial besar artinya dalam pencapaian ini.
Di bidang sosial politik, Soeharto menyerahkannya kepada Ali Murtopo sebagai
asisten untuk masalah-masalah politik. Menghilangkan oposisi dengan melemahkan
kekuatan partai politik dilakukan melalui fusi dalam sistem kepartaian.
[sunting] Meredam oposisi
Soeharto membangun dan memperluas konsep "Jalan Tengah"-nya Jenderal
Nasution menjadi konsep dwifungsi untuk memperoleh dukungan basis teoritis bagi
militer untuk memperluas pengaruhnya melalui pejabat-pejabat pemerintahan,
termasuk cadangan alokasi kursi di parlemen dan pos-pos utama dalam birokrasi
sipil. Peran dwifungsi ini adalah peran militer di bidang politik yang permanen.
Sepak terjang Ali Murtopo dengan badan inteligennya mulai mengancam Soeharto.
Persaingan antara Ali Moertopo dan Sumitro dipergunakan untuk menyingkirkan Ali.
Namun Sumitro pun segera ditarik dari jabatannya dan kendali Kopkamtib dipegang
langsung oleh Soeharto karena dianggap potensial mengancam. Beberapa bulan
setelah peristiwa Malari sebanyak 12 surat kabar ditutup dan ratusan rakyat
Indonesia termasuk mahasiswa ditangkap dan dipenjarakan.
Pada 1978 untuk mengeliminir gerakan mahasiswa maka segera diberlakukannya
NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan).
Kebijakan ini ditentang keras oleh banyak organisasi mahasiswa. Hubungan
kegiatan mahasiswa dengan pihak kampus hanyalah kepada mereka yang
diperbolehkan pemerintah lewat mekanisme kontrol dekanat dan rektorat.
Mulut pers pun dibungkam dengan lahirnya UU Pokok Pers No. 12 tahun 1982. UU
ini mengisyaratkan adanya restriksi atau peringatan mengenai isi pemberitaan
ataupun siaran. Organisasi massa yang terbentuk harus memperoleh izin
pemerintah dengan hanya satu organisasi profesi buatan pemerintah yang
diperbolehkan berdiri. Sehingga organisasi massa tak lebih dari wayang-wayang
Orde Baru.
Kemudian pada tahun 1979-1980 muncul sekelompok purnawirawan perwira tinggi
angkatan bersenjata dan tokoh-tokoh sipil yang dikenal kritis, yang tergabung dalam
Petisi 50, mengeluarkan serial selebaran yang mengeluhkan sikap politik
pemerintah Orde Baru yang menjadikan Angkatan Darat sebagai pendukung
kemenangan Golkar, serta menuntut adanya reformasi politik. Sebagai balasannya,
pemerintah mencekal mereka. Kelompok ini pun gagal serta tak pernah mampu
tampil lagi sebagai kelompok oposisi yang efektif terhadap pemerintahan Orde Baru.
[sunting] Puncak Orde Baru
Pada masa pemerintahannya, Presiden Soeharto menetapkan pertumbuhan
ekonomi sebagai pokok tugas dan tujuan pemerintah. Dia mengangkat banyak
teknokrat dan ahli ekonomi yang sebelumnya bertentangan dengan Presiden
Soekarno yang cenderung bersifat sosialis. Teknokrat-teknokrat yang umumnya
berpendidikan barat dan liberal (Amerika Serikat) diangkat adalah lulusan Berkeley
sehingga mereka lebih dikenal di dalam klik ekonomi sebagai Mafia Berkeley di
kalangan Ekonomi, Industri dan Keuangan Indonesia. Pada masanya, Indonesia
mendapatkan bantuan ekonomi dan keuangan dari negara-negara donor (negaranegara
maju) yang tergabung dalan IGGI yang diseponsori oleh pemerintah
Belanda. Namun pada tahun 1992, IGGI dihentikan oleh pemerintah Indonesia
karena dianggap turut campur dalam urusan dalam negeri Indonesia, khususnya
dalam kasus Timor Timur pasca Insiden Dili. Peran IGGI ini digantikan oleh lembaga
donor CGI yang disponsori Perancis. Selain itu, Indonesia mendapat bantuan dari
lembaga internasional lainnya yang berada dibawah PBB seperti UNICEF,
UNESCO dan WHO. Namun sayangnya, kegagalan manajemen ekonomi yang
bertumpu dalam sistem trickle down effect (menetes ke bawah) yang mementingkan
pertumbuhan dan pengelolaan ekonomi pada segelintir kalangan serta buruknya
manajemen ekonomi perdagangan industri dan keuangan (EKUIN) pemerintah,
membuat Indonesia akhirnya bergantung pada donor Internasional terutama paska
Krisis 1997. Dalam bidang ekonomi juga, tercatat Indonesia mengalami
swasembada beras pada tahun 1984. Namun prestasi itu ternyata tidak dapat
dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya. Kemudian kemajuan ekonomi
Indonesia saat itu dianggap sangat signifikan sehingga Indonesia sempat
dimasukkan dalam negara yang mendekati negara-negara Industri Baru bersama
dengan Malaysia, Filipina dan Thailand, selain Singapura, Taiwan dan Korea
Selatan.
Di bidang politik, Presiden Soeharto melakukan penyatuan partai-partai politik
sehingga pada masa itu dikenal tiga partai politik yakni Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia
(PDI) dalam upayanya menyederhanakan kehidupan berpolitik di Indonesia sebagai
akibat dari politik masa presiden Soekarno yang menggunakan sistem multipartai
yang berakibat pada jatuh bangunnya kabinet dan dianggap penyebab mandeknya
pembangunan. Kemudian dikeluarkannnya UU Politik dan Asas tunggal Pancasila
yang mewarnai kehidupan politik saat itu. Namun dalam perjalanannya, terjadi
ketimpangan dalam kehidupan politik di mana muncullah istilah "mayoritas tunggal"
di mana GOLKAR dijadikan partai utama dan mengebirikan dua parpol lainnya
dalam setiap penyelenggaraan PEMILU. Berbagai ketidakpuasan muncul, namun
dapat diredam oleh sistem pada masa itu.
Seiring dengan naiknya taraf pendidikan pada masa pemerintahannya karena
pertumbuhan ekonomi, muncullah berbagai kritik dan ketidakpuasan atas
ketimpangan ketimpangan dalam pembangunan. Kesenjangan ekonomi, sosial dan
politik memunculkan kalangan yang tidak puas dan menuntut perbaikan. Kemudian
pada masa pemerintahannya, tercatat muncul peristiwa kekerasan di masyarakat
yang umumnya sarat kepentingan politik, selain memang karena ketidakpuasan dari
masyarakat.
[sunting] Beberapa catatan atas tindakan represif Orde
Baru
Presiden Soeharto dinilai memulai penekanan terhadap suku Tionghoa, melarang
penggunaan tulisan Tionghoa tertulis di berbagai material tertulis, dan menutup
organisasi Tionghoa karena tuduhan simpati mereka terhadap komunis.
Pada 1970 Soeharto melarang protes pelajar setelah demonstrasi yang meluas
melawan korupsi. Sebuah komisi menemukan bahwa korupsi sangat umum.
Soeharto menyetujui hanya dua kasus dan kemudian menutup komisi tersebut.
Korupsi kemudian menjadi sebuah endemik.
Dia memerintah melalui kontrol militer dan penyensoran media. Dia menguasai
finansial dengan memberikan transaksi mudah dan monopoli kepada saudarasaudaranya,
termasuk enam anaknya. Dia juga terus memainkan faksi berlainan di
militer melawan satu sama lain, dimulai dengan mendukung kelompok nasionalis
dan kemudian mendukung unsur Islam.
Pada 1973 dia memenangkan jangka lima-tahun berikutnya melalui pemilihan
"electoral college". dan juga terpilih kembali pada 1978, 1983, 1988, 1993, dan
1998. Soeharto mengubah UU Pemilu dengan mengizinkan hanya tiga partai yang
boleh mengikuti pemilihan, termasuk partainya sendiri, Golkar. Oleh karena itu
semua partai Islam yang ada diharuskan bergabung menjadi Partai Persatuan
Pemban
partai-p
Pada 19
ia meme
Timur se
menimb
Amerika
Uni Sov
wilayah
menjadi
pada 19
Soeharto
Korupsi
yang ke
yang leb
mahasis
penanda
mencipt
Catatan
Pada 19
yang me
Timor T
Pada 19
kepemim
Di bulan
ngunan, se
artai nasio
975, denga
erintahkan
etelah Port
bulkan keka
a Serikat at
viet. Kemud
tersebut b
i provinsi T
999.
o dengan W
menjadi b
emudian leb
bih besar.
swa. Media
atanganny
takan nega
n hak asasi
993 Komisi
endalam te
Timur. Pres
996 Soeha
mpinan Pa
n Juni, pen
ementara p
nalis digab
an persetuj
pasukan I
tugal mund
acauan di m
tas tidakan
dian pemer
berintegras
Timor Timu
William Cohe
eban berat
bih dikenal
Kelompok
a Indonesia
ya. Setelah
ara satu pa
manusia S
i HAM PBB
erhadap pe
iden AS Bi
arto berusa
rtai Demok
dukung Me
partai-parta
bungkan m
uan bahka
ndonesia u
dur dan ge
masyaraka
n Fretilin ya
rintahan pr
i dengan In
r sampai w
en
t pada 198
l dengan na
ini terdiri d
a menekan
pada 1984
artai, beber
Soeharto ju
B membuat
elanggaran
ill Clinton m
ha menyin
krasi Indon
egawati me
ai non-Islam
enjadi Par
an perminta
untuk mem
rakan Fret
at Timor Tim
ang menuru
ro integrasi
ndonesia. P
wilayah ters
80-an. Pada
ama Petisi
dari anggot
n beritanya
4 kelompok
rapa pemim
uga semak
t resolusi y
hak-hak a
mendukung
gkirkan Me
nesia (PDI)
enduduki m
m (Katolik d
rtai Demokr
aan Amerik
masuki beka
ilin memeg
mur Sendir
utnya men
i dipasang
Pada 15 Ju
sebut dialih
a 5 Mei 19
50 menun
a militer, p
dan peme
k ini menud
mpinnya dip
kin membur
yang meng
asasi manu
gnya.
egawati So
, salah sat
markas bes
dan Protest
rasi Indone
ka Serikat d
as koloni P
gang kuasa
ri, serta kek
gundang c
oleh Indon
uli 1976 Tim
hkan ke ad
80 sebuah
ntut kebeba
olitisi, akad
erintah mec
duh bahwa
penjarakan
ruk dari tah
ungkapkan
usia di Indo
oekarnoput
u dari tiga
sar partai te
tan) serta
esia.
dan Austra
Portugal Tim
a yang
khawatiran
campur tan
nesia mem
mor Timur
ministrasi
h kelompok
asan politik
demik, dan
cekal
a Soeharto
n.
hun ke tahu
n keprihatin
onesia dan
tri dari
partai resm
ersebut.
alia,
mor
n
gan
inta
PBB
k
k
n
un.
nan
di
mi.
Setelah
tanggal
Kudatul
[sunting
Pada 21
penduku
dirinya d
Pada 19
Indones
tahun ya
ketika ia
menyelu
Mekipun
pada pe
memast
Setelah
berpunc
mengun
meletus
Preside
Dalam p
penyala
merupa
[sunting
Artikel u
Soehart
Sejahte
pasukan k
27 Juli 199
li" (Kerusuh
g] Soeha
Mei 1998,
ung revolusi
di televisi.
997, menu
sia telah dis
ang sama
a dipaksa u
uruh dan m
n sempat m
eriode 1998
tikan ia terp
beberapa
cak pada p
ndurkan dir
snya ketida
n Republik
pemerintah
ahgunaan k
kan salah
g] Kasus
utama: Kas
to memiliki
ra Mandiri,
keamanan
96 (peristiw
han Dua Tu
arto tur
setelah teka
mendapatk
rut Bank D
salahgunak
tidak mem
untuk mem
mendetail d
menyataka
8-2003, ter
pilih kemba
demonstra
pendudukan
ri pada 21 M
akstabilan d
k Indonesia
hannya yan
kekuasaan
satu faktor
s dugaa
sus dugaan
dan meng
, Yayasan
menahan
wa Sabtu K
ujuh Juli).
run takh
anan politik
kan hadiahn
Dunia, 20 sa
kan selama
bawa hal b
minta pinjam
dari IMF.
n untuk tid
rutama pad
ali oleh par
asi, kerusu
n gedung D
Mei 1998 u
di Indonesi
a, B.J. Hab
ng berlangs
termasuk
r berakhirny
an koru
n korupsi S
getuai tujuh
Supersem
mereka, ke
Kelabu) yan
hta
besar dan
nya: Soehar
ampai 30%
a bertahun
bagus bagi
man, yang j
ak dicalonk
da acara G
rlemen unt
han, tekan
DPR/MPR
untuk meng
a. Pemerin
ibie.
sung selam
korupsi da
ya era Soe
upsi
Soeharto
h buah yaya
ar, Yayasa
erusuhan p
ng dikenal
beberapa d
rto mengum
% dari dana
n-tahun. Kri
pemerinta
juga berart
kan kemba
olongan K
uk ketujuh
nan politik d
RI, Preside
ghindari pe
ntahan dila
ma 32 tahu
an pelangga
eharto.
asan, yaitu
an Dharma
pecah di Ja
sebagai "P
demonstrasi
mumkan pen
a pengemb
isis finansia
ahan Presid
ti pemeriks
ali sebagai
arya, Soeh
kalinya di
dan militer,
en Soehart
erpecahan
njutkan ole
n lamanya
aran HAM.
u Yayasan
Bhakti So
akarta pada
Peristiwa
, para
ngunduran
angan
al Asia di
den Soeha
saan
Presiden
harto tetap
Maret 199
, serta
to
dan
eh Wakil
, telah terja
. Hal ini
Dana
sial
a
arto
98.
adi
(Dharmais), Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), Yayasan Amal Bhakti
Muslim Pancasila, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan, Yayasan Trikora.
Pada 1995, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 90 Tahun 1995.
Keppres ini menghimbau para pengusaha untuk menyumbang 2 persen dari
keuntungannya untuk Yayasan Dana Mandiri.
Hasil penyidikan kasus tujuh yayasan Soeharto menghasilkan berkas setebal 2.000-
an halaman. Berkas ini berisi hasil pemeriksaan 134 saksi fakta dan 9 saksi ahli,
berikut ratusan dokumen otentik hasil penyitaan dua tim yang pernah dibentuk
Kejaksaan Agung, sejak tahun 1999.
Menurut Transparency International, Soeharto menggelapkan uang dengan jumlah
terbanyak dibandingkan pemimpin dunia lain dalam sejarah dengan perkiraan 15–
35 miliar dolar A.S. selama 32 tahun masa pemerintahannya.[1]
Pada 12 Mei 2006, bertepatan dengan peringatan sewindu Tragedi Trisakti, Jaksa
Agung Abdul Rahman Saleh mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya telah
mengeluarkan Surat Keputusan Penghentian Penuntutan (SKPP) perkara mantan
Presiden Soeharto, yang isinya menghentikan penuntutan dugaan korupsi mantan
Presiden Soeharto pada tujuh yayasan yang dipimpinnya dengan alasan kondisi
fisik dan mental terdakwa yang tidak layak diajukan ke persidangan. SKPP itu
dikeluarkan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan pada 11 Mei 2006, namun SKPP ini
lalu dinyatakan tidak sah oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 12 Juni
2006.
[sunting] Peninggalan
Sebagai presiden Indonesia selama lebih dari 30 tahun, Soeharto telah banyak
mempengaruhi sejarah Indonesia. Dengan pengambil alihan kekuasaan dari
Soekarno, Soeharto dengan dukungan dari Amerika Serikat memberantas paham
komunisme dan melarang pembentukan partai komunis. Penjajahan Timor Timur
juga dilakukan karena kekhawatirannya bahwa Fretilin (Frente Revolucinaria De
Timor Leste Independente /partai yang berhaluan sosialis-komunis) akan berkuasa
di sana bila dibiarkan merdeka. Hal ini menelan ratusan ribu korban jiwa sipil.
Untuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia, Soeharto memulai kampanye
Keluarga Berencana yang menganjurkan pasangan untuk memiliki 2 anak. Hal ini
dilakukan untuk menghindari ledakan penduduk yang dapat mengakibatkan
berbagai masalah, mulai dari kelaparan, penyakit sampai kerusakan lingkungan
hidup. Dalam bidang pendidikan Soeharto mempelopori proyek Wajib Belajar yang
bertujuan meningkatkan rata-rata taraf tamatan sekolah anak Indonesia. Pada
awalnya, proyek ini membebaskan murid pendidikan dasar dari uang sekolah
(Sumbangan Pembiayaan Pendidikan) sehingga anak-anak dari keluarga miskin
juga dapat bersekolah. Hal ini kemudian dikembangkan menjadi Wajib Belajar 9
tahun.
[sunting] Lihat pula
Butir-Butir Budaya Jawa
Daftar Presiden Indonesia
[sunting] Referensi
1. Blum, William. Killing Hope: US Military and CIA Interventions Since World War II,
Black Rose, 1998, pp. 193-198
[sunting] Pranala luar
Artikel di TIME
Dikhianati Pembantu Dekatnya
Soeharto Media Center
Riwayat Dalang Politik Nomer Satu
Riwayat Dalang Politik Nomer Satu
Belajar dari pengalaman tiga dasawarsa kekuasaan Soeharto, banyak kalangan masih risau
dan mencoba mereka-reka skenario politik macam apa di balik pidato pengunduran dirinya
itu. Musuh-musuh politik Soeharto jelas bisa bercerita panjang betapa ia canggih dan
terampil mengelola atau bahkan mendalangi hampir setiap momen penting dalam sejarah
sistem politik Indonesia sejak Soekarno ditumbangkan. Atau, benarkah ini pertanda
berakhirnya era Soeharto yang kerap mengidentifikasikan dirinya sebagai sosok Semar itu?
SOEHARTO lahir di Kemusuk, desa kecil 12 kilometer sebelah tenggara Yogyakarta,
tanggal 8 Juni 1921. Selepas pendidikannya perguruan Muhammadiyah Yogyakarta, pada
usia 18 tahun Soeharto memutuskan bekerja sebagai juru tulis di sebuah bank desa. Setahun
kemudian, lewat "pertolongan" seorang familinya ia masuk KNIL. Ketika Belanda kalah,
Soeharto bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA), milisi lokal yang diorganisir
Jepang. Jepang pergi, Soeharto bergabung dengan tentara republik lainnya berjuang mengusir
Belanda yang datang kembali. Di sinilah karir militernya secara misterius melejit dalam
lembaga angkatan bersenjata yang baru terbentuk.
Diagung-agungkan sebagai otak Serangan Umum 1 Maret 1949, Soeharto juga dinilai
berhasil meredam pergolakan bersenjata di Sulawesi. Sekembalinya dari Sulawesi, Soeharto
kembali ke Jawa Tengah dan terlibat dalam penumpasan pemberontakan Darul Islam. Pada
tahun 1957, ia dipromosikan menjadi komandan Divisi Diponegoro.
Menikah dengan Siti Hartinah yang masih kerabat dengan Keraton Solo, Soeharto
dianugerahi enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan. Soeharto seakan tersadarkan
bahwa ia butuh lebih dari gaji prajuritnya untuk memberikan gaya hidup aristokrat pada
keluarga. Posisinya sebagai komandan memberikannya peluang untuk menjalin bisnis
dengan pengusaha setempat seperti Liem Sioe Liong (Sudono Salim) dan The Kian Siang
(Bob Hasan).
Di tahun 1959, secara diam-diam Soeharto dipindahkan dari pos tugasnya oleh pucuk
pimpinan ABRI karena ketahuan belangnya. Namun hubungan dekatnya dengan Kepala Staf
Angkatan Darat Jendral Subroto saat itu berhasil menyelamatkan karir militernya. Ia
Kemudian ditugaskan mengikuti pendidikan di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat
(SESKOAD) di Bandung. Lulus dari Seskoad, Soeharto dipromosikan menjadi brigadir
jendera dan ditugasi memimpin operasi militer perebutan wilayah Irian Barat yang masih
dikolonisasi oleh Belanda dalam Operasi Mandala. Namun kepemimpinannya itu belum lagi
terbukti karena Belanda lebih dulu hengkang dari wilayah tersebbut.
Hal terpenting yang diperoleh Soeharto dari operasi militer ini adalah perkenalannya dengan
Kol. Laut Sudomo, Mayor Ali Murtopo, Kapten Benny Murdani yang kemudian tercatatkan
sebagai orang-orang terpenting dan strategis di tubuh pemerintahannya kelak. Sekembali dari
Indonesia Timur, Soeharto yang telah naik pangkat menjadi mayor jenderal, ditarik ke
markas besar ABRI oleh Jenderal A.H. Nasution. Mungkin mengimbangi diangkatnya
Letnan Jenderal Achmad Yani sebagai Kepala Staf AD, di pertengahan tahun 1962, Soeharto
diangkat sebagai komandan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD)
hingga 1965.
Dalam posis barunya ini, Soeharto tak jarang mengambil tindakan yang berlawanan dengan
perintah dari Panglima Besar Revolusi, Soekarno. Pada masa konfrontasi dengan Malaysia,
diam-diam Soeharto melakukan pembicaraan rahasia dengan pihak lawan. Lewat Ali
Murtopo yang kala itu perwira intelijen Kostrad, dibukalah kontak dengan komando pasukan
Inggris dan sekretaris kementrian luar negeri Malaysia, Tan Sri Ghazali Shafie, pada Agustus
1964.
Sebagai orang penting, adalah cukup mengherankan mengapa Soeharto luput dari incaran
kelompok tentara penculik dalam kudeta berdarah 1965. Bahkan ia menjadi "dewa
penyelamat" . Berbagai dugaan muncul. Apakah adanya konspirasi antara Soeharto dan
Kolonel Untung, yang sempat menjadi bawahannya semasa Operasi Mandala itu. Ataukah
kesepakatan informal antara trio H.R. Dharsono, Kemal Idris dan Sarwo Edhie Wibowo
untuk mengedepankan Soeharto yang nantinya akan menyerahkan kembali kekuasaan kepada
pihak yang berwenang, atau setidaknya akan mendistribusikannya lebih lanjut kepada para
koleganya. Namun para kingmaker harus kecewa karena Soeharto tak berniat melepas
kekuasaannya. Akibatnya mereka berbalik menggalang kekuatan informal untuk menentang
kepemimpinan Soeharto.
Jelas Soeharto tak tinggal diam. Mayjen H.R. Dharsono yang dituduh mendalangi kerusuhan
kelompok muslim di tanjung Priok 1984 harus mendekam di penjara samapai akhir hayatnya.
Sarwo Edhie, komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang bertugas
mengamankan situasi Jakarta selepas kudeta yang gagal, meninggal pada tahu 1989 tanpa
pernah sekalipun dikedepankan kepada publik. Kemal Idris sejak 1975 "dibuang" ke luar
negeri sebagai duta besar di negara asing dan mengelola perusahaan jasa pembersih jalan
sekembalinya di Jakarta.
Untuk mempertahankan kekuasaan yang direbut lewat pertumpahan darah itu selalu
menggunakan taktik devide et impera pada elit sipil dan militer. Salah satunya dengan
mengutamakan keluarga dan orang-orang dekatnya dalam bisnis. Akibatnya seringkali
persekongkolan melawannya hanya setengah hati dan penuh kecurigaan satu sama lain.
Sebagai arsitek dari pembangunan Orde Baru, Soeharto mendefinisikan misi utamanya
sebagai: keinginan untuk memantapkan kembali tatanan kehidupan masyarakat. Caranya
dengan menyebarkan ketakutan pada masyarakat akan demokrasi parlementer, ideologi
sosialis-komunis komunis dan radikalisasi agama. Semua kelompok yang mendukung
"ancaman" ini dihabisi. Kekuatan militer ia kukung dengan pernyataan Supersemar di tangan
dan bekerja secara sistematis mengekang kekuatan komandan-komandan wilayah.
Bersamaan dengan kembalinya militer ke barak, Soeharto membangun dan memperluas
konsep "Jalan Tengah"-nya Jenderal Nasution menjadi konsep dwifungsi untuk memperoleh
dukungan basis teoritis bagi militer untuk memperluas pengaruhnya melalui pejabat-pejabat
pemerintahan, termasuk cadangan alokasi kursi di parlemen dan pos-pos utama dalam
birokrasi sipil. Secara kontras, berbeda dengan tindakan politik militer di negara-negara
Dunia Ketiga, kalangan petinggi militer Indonesia tidak pernah mempertahankan peran luas
politiknya sebagai suatu fase temporer yang akan berlalu suatu waktu, ketika suatu krisis
tiba-tiba berakhir. Sebaliknya, peran dwifungsi adalah peran militer di bidang politik yang
permanen.
Untuk mempertahankan dukungan publik Soeharto sadar bahwa masalah perut harus
diselesaikan. Padahal ekonomi Indonesia benar-benar amburadul di pertengahan 1960-an.
Soeharto pun kemudian meminta nasehat dari tim ekonom hasil didikan Barat yang banyak
dikenal sebagai "mafia Berkeley". Tujuan jangka pendek pemerintahan baru ini adalah
mengendalikan inflasi, menstabilkan nilai rupiah, memperoleh hutang luar negeri, serta
mendorong masuknya investasi asing. Dan untuk satu hal ini, kesuksesan mereka tidak bisa
dipungkiri. Peran Sudjono Humardani sebagai asisten finansial besar artinya dalam
pencapaian ini.
Di bidang sosial politik, Soeharto menyerahkannya kepada Ali Murtopo sebagai asisten
untuk masalah-masalah politik. Menghilangkan rival dengan melemahkan kekuatan lawan
dilakukan melalui fusi dalam sistem kepartaian. Ini adalah proses pelemahan yang sistematis
terhadap kekuatan politik yang ada di Indonesia. Perbedaan latar belakang sejarah dan
ideologi di antara partai-partai yang dilebur itu jelas menjadi masalah internal yang tidak bisa
dengan mudah diselesaikan begitu saja.
Kekuatan sipil semakin memburuk dengan dikembangkannya konsep massa mengambang
yang pada intinya merupakan tindakan depolitisasi masyarakat. Pers dikebiri, mahasiswa
dikotakkan dalam kampus. Tak ada penggalangan massa kecuali oleh pemerintah PEMILU
pun kemudian tinggallah ritus untuk melegitimasikan keberadaan Soeharto di kursi
kepresidenan.
Perlawanan pun mulai bermunculan. Tapi Soeharto tak segan mempergunakan kekerasan.
Penanganannya pada peritiwa Malari 1974 dan gerakan mahasiswa 1978 cukup
membuktikannya.
Pada peristiwa Malari tampak pula kesigapan Soeharto menghilangkan saingannya. Sepak
terjang Ali Murtopo dengan badan inteligennya mulai mengancam Soeharto. Persaingan
antara Ali Moertopo dan Sumitro dipergunakan untuk menyingkirkan Ali. Namun Sumitro
pun segera ditarik dari jabatannya dan kendali Kopkamtib dipegang langsung oleh Soeharto
karena dianggap potensial mengancam. . Beberapa bulan setelah peristiwa Malari sebanyak
12 surat kabar ditutup dan ratusan rakyat Indonesia termasuk mahasiswa ditangkap dan
dipenjarakan.
Mengeliminir "pemberontakan" mahasiswa maka segera diberlakukannya NKK/BKK
(Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan) pada tahun 1978.
Intinya mengunci setiap kemungkinan mahasiswa untuk berpolitik di luar kampusnya. UU
yang ditentang keras oleh banyak organisasi mahasiswa ini menempatkan mahasiswa sebagai
kutu buku yang lebih berkonsentrasi pada studinya daripada kegiatan-kegiatan di luar
kampus. Hubungan dengan pihak kampus hanyalah kepada mereka yang diperbolehkan
pemerintah lewat mekanisme kontrol dekanat dan rektorat.
Mulut pers pun dibungkam dengan lahirnya UU Pokok Pers No. 12 tahun 1982. UU ini
mengisyaratkan adanya restriksi atau peringatan mengenai isi pemberitaan ataupun siaran.
Organisasi massa yang terbentuk harus memperoleh izin pemerintah dengan hanya satu
organisasi profesi buatan pemerintah yang diperbolehkan berdiri. Sehingga organisasi massa
tak lebih dari wayang-wayang Orde Baru.
Kemudian pada tahun 1979-1980 muncul sekelompok purnawirawan perwira tinggi angkatan
bersenjata dan tokoh-tokoh sipil yang dikenal kritis, yang tergabung dalam Petisi 50,
mengeluarkan serial selebaran yang mengeluhkan sikap politik pemerintah Orde Baru yang
menjadikan Angkatan Darat sebagai pendukung kemenangan Golkar, serta menuntut adanya
reformasi politik. Sebagai balasannya, pemerintah mencekal mereka. Kelompok ini pun
gagal serta tak pernah mampu tampil lagi sebagai kelompok oposisi yang efektif terhadap
pemerintahan Orde Baru.
Pada awal 80-an, Soeharto telah memegang kendali atas semua kekuatan yang melawannya.
GOLKAR yang selalu menolak disebut partai politik menjadi pilihannya untuk
memenangkan PEMILU. DPR/MPR dapat selalu dipastikan memilihnya sebagai presiden
selama ia masih menginginkannya.
Melihat menyusutnya dukungan ABRI, awal 1990-an ia melirik komunitas Islam untuk
membangun kembali basis legitimasi pendukungnya sekaligus untuk melunakkan kerasnya
kritik-kritik para pemimpin Islam terhadap pemerintahannya. Hasilnya pun kongkret, sebagai
mesin pemilu, Golkar kembali menang dengan 63% suara, dan pada Maret 1993 MPR
kembali memilih Soeharto sebagai presiden untuk keenam kalinya. Mantan ajudannya, Try
Sutrisno diangkat menjadi Wapres, sedang iparnya Wismoyo Arismunandar ditunjuk sebagai
KSAD, dan mantan-mantan ajudan lainnya tersebar di pucuk-pucuk pimpinan angkatan
lainnya. Selain itu, lakon politik baru digelarnya, misalnya Soeharto membungkam kritik
para petinggi militer dengan mempertahankan pendukung loyalnya sejak lama, Ketua Umum
Golkar Harmoko sebagai menteri penerangan dan mendudukkan dua anaknya di Dewan
Eksekutif Golkar. Bagian dari skenario Soeharto pulalah di tahun yang sama pemilihan ketua
umum PDI diintervensi, dan di-plotnya calon-calon gubernur pilihan dari Jakarta.
Tapi tidak semua lakom politik Soeharto berhasil Gelombang kritik terus berdatangan. Di
luar dugaan, kalangan Islam pun mengkritik kebijakan pemerintahannya. Bahkan sempat
sekelompok demonstran berhasil menggelar protesnya di muka istana kepresidenan, satu hal
yang pertama kali lagi terjadi sejak gelombang demonstrasi anti-Soekarno di awal 1966. Di
akhir 1993, sejumlah mahasiswa memberanikan diri menggelar demonstrasi di gedung
DPR/MPR dengan tuntutan yang lebih politis: dicabutnya mandat Soeharto sebagai presiden.
Kecolongan lain yang juga sempat terjadi adalah gagalnya upaya Soeharto menggolkan
kerabat isterinya, Sahid Gitosardjono, sebagai ketua KADIN, karena forum lebih memilih
Aburizal Bakrie.
Melihat sejumlah "kekalahan" ini, banyak pendukung Soeharto mulai mengira jangan-jangan
ia sudah mulai kehilangan pengaruh dan kontrol efektifnya.. Namun, satu hal yang pasti
waktu itu masih terlalu pagi untuk mulai mendendangkan obituari politik Soeharto.
Betapapun terjadi pasang naik kritisisme terhadap Soeharto, dengan kendalinya terhadap
ABRI dan Golkar ia masih merupakan aktor politik terkuat dalam sistem politik Indonesia.
Bukti betapa tidak bergemingnya Soeharto terlihat dari berbagai skandal separatisme macam
Peristiwa Tanjung Priok (1984), Peristiwa Lampung (1989), Peristiwa Liquisa (1991), hingga
Peristiwa 27 Juli 1997. Meski begitu, setelah sekian tahun nyaris tak tersentuh, pelan-pelan
skenario Soeharto yang menggunakan mekanisme kontrol sosial, daripada kontrol militer,
melalui jargon pendekatan keamanannya mulai banyak dipersoalkan dengan lebih terbuka.
Menelaah "kecanggihan" Soeharto menata sistem sosial-ekonomi-politik Orde Baru, banyak
orang bertanya-tanya: gerangan apa yang membuatnya terjungkal dari pucuk kekuasaan.
Krisis ekonomi berkepanjangan yang gagal dengan seksama dicarikan jalan keluar yang
tuntas diyakini sebagai salah satu faktor penting yang membuat Soeharto banyak kehilangan
kepercayaan publik, bahkan dari lingkungan terdekatnya. Golkar yang selama 30 tahun
dijadikan sebagai salah satu perangkat politik terpenting Soeharto untuk membawakan
kepentingan eksekutif di forum legislatif pun belakangan turut mendesak Soeharto untuk
mundur. Bahkan sekonyong-konyong nyaris semua elemen pendukung politik Soeharto
membangun aliansi diam-diam untuk menyingkirkannya dari kursi kepresidenan.
Argumentasi yang paling sering muncul menjelaskan kejatuhan Soeharto adalah bahwa krisis
moneter di pertengahan 1997 bermetamorfosis menjadi krisis politik: kebangkrutan ekonomi
menjadi kebangkrutan politik yang kemudian menguras habis nyaris seluruh legitimasi. Ada
kompleksitas politik di balik terus anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
Kisah sukses pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selama ini terbangun kokoh berkat
institusionalisasi distorsi politik ternyata gagal memberikan jawaban dan jalan keluar dari
krisis. Jalur akumulasi kekuatan ekonomi-politik yang dilakukan Soeharto dengan
memberikan banyak fasilitas dan kemudahan bagi anak, keluarga, kerabat, dan klien-klien
politiknya menjadikan sistem ekonomi Indonesia amat rentan krisis.
Argumentasi tadi bisa saja benar, tapi belajar dari pengalaman 30 tahun di bawah
cengkeraman Orde Baru, sah jika berkembang kecurigaan bahwa hal ini jangan-jangan
hanyalah bagian dari skenario politik Soeharto lainnya. Barangkali suatu skenario yang
sedemikian rumit bentuknya hingga mampu membuat banyak dari kita alpa mencermatinya
dengan kritis. Maklumlah, pastinya amat banyak pengalaman ditambah "kejeniusan" --selain
tangan besi tentunya— untuk Soeharto bisa bertahan sebegitu lama dipucuk kepemimpinan.
Memang, Soeharto yang biasa kita kenal pastinya tak akan sanggup berdiam diri menghadapi
penistaan yang begitu deras dari publik seperti belakangan ini. Sebuah rejim yang berkuasa
terlalu lama cenderung mengalami kekakuan serta sulit melakukan perubahan internal secara
signifikan. Oleh karena itu selagi sumber daya-sumber daya politik Soeharto belum sungguhsungguh
dilucuti, belum ada bukti empirik untuk mengamini bahwa saat ini eranya telah
berakhir.
Kita tunggu saja satu-dua hari ke depan sebelum memutuskan untuk bersikap optimis-atau
pesimis menyikapi pergantian kekuasaan Soeharto-Habibie. Barangkali, dalam waktu dekat
akan segera terjawab pertanyaan: inikah obituari politik sang dalang, ataukah skenario dari
lakon terbaru karyanya.
Hanny Sulistyaningtyas
HM Soeharto (1)
Dikhianati Pembantu Dekatnya
Haji Muhammad Soeharto, dipanggil akrab Pak Harto, adalah sosok nama besar yang memimpin
Republik Indonesia, selama 32 tahun. Suatu kemampuan kepemimpinan luar biasa yang harus
diakui oleh teman dan lawan politiknya (senang atau tidak). Ia menggerakkan pembangunan
dengan strategi Trilogi Pembangunan (stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan). Bahkan sempat
mendapat penghargaan dari FAO atas keberhasilan menggapai swasembada pangan (1985).
Maka, saat itu pantas saja ia pun dianugerahi penghargaan sebagai Bapak Pembangunan
Nasional.
Namun, akhirnya ia harus meletakkan jabatan secara tragis, bukan semata-mata karena desakan
demonstrasi mahasiswa (1998), melainkan lebih akibat pengkhianatan para pembantu dekatnya
yang sebelumnya ABS dan ambisius tanpa fatsoen politik.
Saat ia baru meletakkan jabatan, ada rumor yang berkembang. Seandainya Pak Harto mendengar
hati nurani isteri yang dicintainya, Ibu Tien Soeharto, yang konon, sudah menyarankannya
berhenti sepuluh tahun sebelumnya, pasti kepemimpinnya tidak berakhir dengan berbagai
hujatan yang memojokkannya seolah-olah ia tak pernah berbuat baik untuk bangsa dan
negaranya.
Ia memang seperti kehilangan ‘inspirasi’ dan ‘teman sehati’ setelah Ibu Tien Soeharto meninggal
dunia(Minggu 28 April 1996). Pak Harto bukan pria satu-satunya yang merasakan hal seperti ini.
Banyak pria (pemimpin) yang justru ‘kuat’ didukung keberadaan isterinya. Salah satu contoh,
Bill Clinton mungkin sudah akan jatuh sebelum waktunya jika tak ditopang isterinya Hillary
Clinton.
Pak Harto tidak segera mencari pengganti isterinya. Kesepiannya seperti teratasi atas dorongan
pengabdian kepada bangsa dan negaranya. Ia menghabiskan waktunya dalam mengemban tugas
beratnya sebagai presiden. Apalagi beberapa pembantunya memberinya laporan dan harapan
yang mendorongnya untuk tetap bertahan sebagai presiden. Bahkan, bersama pembantunya
(menterinya) BJ Habibie, ia bisa berjam-jam berbicara. Tak jarang para staf harus menyediakan
mie instan jika menunggui pertemuan mereka itu.
Rakyat bangsa ini tentu masih ingat. Seusai Pemilu 1997 dan sebelum Sidang Umum MPR,
Maret 1998, para pembantunya, di antaranya Harmoko, selaku Ketua Umum DPP Golkar,
menyatakan akan tetap mencalonkan Soeharto sebagai presiden 1998-2003. Tapi, justeru pada
HUT Golkar ke-33, Oktober 1997 itu, HM Soeharto mengembalikan pernyataan itu untuk dicek
ulang: Apakah rakyat sungguh-sungguh masih menginginkannya menjadi presiden?
Setelah berselang beberapa bulan, tepatnya tanggal 20 Januari 1998, tiga pimpinan Keluarga
Besar Golkar atau yang lazim disebut Tiga Jalur Golkar, yakni jalur Golkar/Beringin (Harmoko),
jalur ABRI (Feisal Tanjung) dan jalur birokrasi (Yogie SM), datang ke Bina Graha
menyampaikan hasil pengecekan ulang keinginan rakyat dalam pencalonan HM Soeharto
sebagai Presiden RI.
Saat itu mereka melaporkan bahwa “ternyata rakyat memang hanya mempunyai satu calon
Presiden RI untuk periode 1998-2003 yaitu HM Soeharto,” kata Harmoko mengumumkan
kepada pers usai melapor kepada Pak Harto. "Mayoritas rakyat Indonesia memang tetap
menghendaki Bapak Haji Muhammad Soeharto untuk dicalonkan sebagai Presiden RI masa bakti
1998-2003," tutur Harmoko yang didampingi M Yogie SM dan Jenderal TNI Feisal Tanjung
ketika itu.
Menurut Harmoko, Jenderal TNI (Purn) H Muhammad Soeharto, setelah menerima hasil
pengecekan itu, menyatakan bersedia dicalonkan kembali sebagai Presiden RI masa bhakti 1998-
2003. Selain mengumumkan kesediaan Pak Harto dipilih kembali sebagai Presiden RI, menurut
Harmoko, Keluarga Besar Golkar juga membuat kriteria untuk calon Wakil Presiden, antara lain
memahami ilmu pengetahuan dan industri. Pernyataan ini mengarah kepada BJ Habibie.
Dari hasil pengecekan yang dilakukan oleh keluarga besar Golkar itu, masih menurut Harmoko,
Soeharto menghargai kepercayaan sebagian besar rakyat Indonesia tersebut walaupun harus ada
pengorbanan bagi kepentingan keluarga. Tetapi untuk kepentingan bangsa dan negara, Haji
Muhammad Soeharto tidak mungkin menghindar dari tanggung jawab sebagai patriot dan
pejuang bangsa.
"Dengan adanya kepercayaan rakyat ini tidak membuat Bapak Haji Muhammad Soeharto
bersikap 'tinggi glanggang colong playu.' Itu istilah Pak Harto yang artinya tidak meninggalkan
tanggung jawab dan mengelak dari kepercayaan rakyat tersebut demi kepentingan negara dan
bangsa," tegas Harmoko.
Tapi, ternyata itulah awal sebuah tragedi pengkhianatan digulirkan. HM Soeharto memang
terpilih kembali menjadi Presiden periode 1998-2003 pada Sidang Umum MPR, 1-11 Maret
1998. Didampingi BJ Habibie sebagai wakil presiden.
Namun, komponen mahasiswa dan berbagai kelompok masyarakat terus melancarkan
demonstrasi meminta Presiden Soeharto dan Wapres BJ Habibie turun serta Golkar dibubarkan.
Saat itu, Pak Harto masih terlihat yakin bahwa demonstrasi itu akan surut dalam waktu yang
tidak terlalu lama lagi. Maka pada awal Mei 1998, ia berangkat ke Kairo, Mesir, untuk
menghadiri KTT Nonblok. Saat berangkat, di bandara Halim Perdanakusuma, ia dilepas Wakil
Presiden BJ Habibie, Fangab Feisal Tanjung, juga Ketua Harian ICMI Tirto Sudiro dan sejumlah
menteri lainnya yang sebagian diantaranya kemudian mengkhianatinya.
Sementara, sepeninggal Soeharto, dalam beberapa hari kemudian, suasana Jakarta semakin
mencekam. Selain akibat demonstrasi mahasiswa makin marak, juga tersiar isu terjadi sesuatu
misteri dalam tubuh ABRI. Misteri itu diwarnai arah pengelompokan dalam tubuh militer itu.
Selain banyak aktivis pro demikrasi ‘hilang’ entah kemana, juga diisukan ribuan anggota militer
‘menghilang’ dari kesatuannya memembawa persenjataan lengkap dan amunisi cadangan.
“Apa yang sesungguhnya sedang terjadi di Indonesia, adalah suatu tanda tanya besar yang harus
segera dicari jawabannya. Apakah suatu power game sedang dimainkan di Indonesia? Siapa
yang bermain dengan kelompok bersenjata, serta bagaimana peta kekuatan gerakan sipil? Adalah
sesuatu yang harus kita analisa bersama,” tulis sebuah majalah ketika itu. Beberapa pertanyaan
yang sampai hari ini tetap misterius.
Suasana makin mencekam, pada 12 Mei 1998, akibat terjadinya penembakan mahasiswa di
kampus Universitas Trisakti, yang kemudian dikenal sebagai Tragedi Trisakti. Empat orang
mahasiswa gugur. Mahasiswa makin ‘marah’. Hampir di seluruh kampus terjadi demonstrasi.
Bahkan sebagian mulai keluar dari kampusnya. Bersamaan dengan itu, terjadi pembakaran mobil
di sekitar parkir dekat Universitas Trisakti.
Bahkan, 13 Mei 1998, mahasiswa seperti dipancing untuk keluar dari kampusnya. Situasi di
Universitas Katolik Atmajaya Jakarta justeru mengundang tanda tanya. Ada sekelompok
demonstran yang melempari mahasiswa dalam kampus itu karena mereka tidak keluar dari
kampusnya. Para mahasiswa tetap berada dalam kampus dalam suasana berkabung.
Besoknya, 14 Mei 1998, terjadilah malapetaka di Jakarta. Warga keturunan Cina menjadi
sasaran. Pertokoan dan pusat-pusat perbelanjaan dibakar. Saat itu, Jakarta seperti tak punya
petugas keamanan. Sementara para petinggi ABRI berada di Malang. Di lapangan sangat terasa
ada provokator yang menggerakkan. Di beberapa tempat, ada teriakan: “Mahasiswa datang…
mahasiawa datang!”
Dalam kondisi chaos itu, rupanya mahasiswa sangat jeli. Tampaknya, mereka menghindari
dijadikan kambinghitam. Karena hari itu, dan besoknya, tidak ada demonstrasi mahasiswa yang
keluar dari kampusnya. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang sebelumnya tidak biasa ikut
demonstrasi, memilih tidak pulang dari kampus daripada terjebak di jalan yang penuh
kerumunan.
Situasi ini memaksa HM Soeharto pulang lebih cepat dari jadual dari Mesir. Sebelum pulang,
beredar isu bahwa ia akan dihadang oleh mahasiswa. Tapi Soeharto tetap pulang, tanpa terjadi
penghadangan seperti diperkirakan sebelumnya. Sebelum pulang, di hadapan warga Indonesia di
Mesir, ia menyatakan bersedia mundur jika rakyat menghendakinya. Saat itu, ia menegaskan
tidak akan menggunakan kekuatan bersenjata melawan mahasiswa dan kehendak rakyat.
Setiba di Jakarta, HM Soeharto kemudian mengundang beberapa tokoh masyarakat, di antaranya
Abdurrahman Wahid dan Nurcholis Madjid, tanpa Amien Rais dan Adi Sasono, untuk
membicarakan pembentukan Komite Reformasi. Ia juga berencana merombak kabinetnya
menjadi Kabinet Reformasi. Ia menawarkan reformasi secara gradual untuk mencegah terjadinya
keguncangan.
Ia juga menerima rombongan rektor Universitas Indonesia. Mereka ini datang untuk meminta
Presiden Soeharto berhenti dengan hormat. HM Soeharto mempersilahkan mereka
menyampaikan aspirasi itu melalui MPR. Demonstrasi mahasiswa pun akhirnya terpusat ke
gedung MPR/DPR. Mereka menduduki gedung legislatif itu.
Harmoko, yang menjabat Ketua MPR dan pimpinan MPR lainnya menampung desakan
mahasiswa yang meminta Pak Harto turun. Di hadapan para mahasiswa itu, Harmoko
menyatakan bahwa pimpinan MPR setuju dengan desakan mahasiswa untuk meminta Pak Harto
mundur. Harmoko seperti tak terpengaruh atas pernyataannya saat meminta kesediaan Pak Harto
untuk dicalonkan kembali menjadi presiden jauh hari sebelum SU MPR.
Pernyataan Harmoko ini kemudian dijelaskan (dibantah) Pangab Jenderal Wiranto sebagai bukan
pernyataan institusi tapi lebih merupakan pernyataan pribadi.
HM Soeharto tentu dengan cermat terus mengikuti perkembangan itu. Sampai sore tanggal 20
Mei 1998, tampaknya ia masih yakin akan bisa mengatasi keadaan secara damai dengan
membentuk Komite Reformasi dan merombak kabinet menjadi Kabinet Reformasi. Tapi
keinginan baik Pak Harto ini disambut dingin berbagai kalangan bahkan tragisnya ditolak
sebagian pembantunya (menteri) yang dibesarkannya.
Rupanya inilah detik-detik terakhir ia menjabat presiden. Hari itu, Rabu 20 Mei 1998 sekitar
pukul 19:30, Pak Harto menerima Mantan Wakil Presiden Sudharmono di kediaman Jalan
Cendana 8 Jakarta. Saat itu, menurut Sudharmono, Presiden Soeharto menyatakan tetap akan
melaksanakan tugas-tugas kepresidenan dan segera akan mengumumkan pembentukan Komite
Reformasi serta mengadakan perubahan susunan Kabinet Pembangunan VII.
Sekitar setengah jam berikutnya, pukul 20.00, Wakil Presiden B.J. Habibie menghadap Pak
Harto. Lalu sekitar pukul 20:30, Saadillah Mursyid diminta menemui Presiden Soeharto yang
sedang bersama Wakil Presiden B.J. Habibie di ruang tamu kediaman Jalan Cendana 8 itu. Di
hadapan Wakil Presiden BJ Habibie, Presiden Soeharto meminta Saadillah Mursyid, Menteri
Sekretaris Negara, mempersiapkan naskah final: Keputusan Presiden tentang Komite Reformasi
dan Keputusan Presiden tentang Pembentukan Kabinet Reformasi.
Saat itu, Presiden Soeharto menyatakan akan mengumumkan dan melaksanakan pelantikannya
besok hari, Kamis 21 Mei 1998. Untuk keperluan itu Presiden Soeharto juga minta agar ruang
upacara atau yang lazim disebut ruang kredensial di Istana Merdeka dipersiapkan.
Kemudian Wakil Presiden B.J Habibie pulang. Sementara itu, sebanyak empat belas orang
menteri membuat pernyataan tidak bersedia ikut serta dalam Kabinet Reformasi yang
direncanakan Pak Harto. Mereka itu adalah para menteri yang sebelumnya dibesarkan Pak Harto.
Lalu, sekitar pukul 21:00, setelah BJ Habibie pulang itu, Saadillah Mursyid mohon untuk bisa
melanjutkan bertemu dengan Pak Harto. Dalam kesempatan itu, Saadillah Mursyid melaporkan
bahwa sejumlah orang-orang yang direncanakan untuk menjadi anggota Komite Reformasi telah
menyatakan menolak. Saadillah juga melaporkan adanya informasi bahwa empat belas orang
menteri yang direncanakan akan duduk dalam Kabinet Reformasi menyatakan tidak bersedia ikut
serta dalam Kabinet. Setelah itu, Saadillah pulang.
Tapi sekitar pukul 21:40, Saadillah Mursyid diminta menemui Presiden Soeharto lagi. Saadillah
bergegas menuju ruangan di tempat biasanya Presiden menerima tamu, termasuk menerima para
menteri. Saadillah terkejut karena Presiden tidak ada di ruangan itu. Ketika ditanyakan, barulah
ajudan memberitahukan bahwa Presiden Soeharto menunggu di ruang kerja pada bagian
kediaman pribadi.
Sekitar pukul 22:15 hari Rabu 20 Mei 1998 itu, HM Soeharto mempersilakan Saadillah duduk di
sebelahnya. Kursi hanya ada satu, di situ HM Soeharto duduk. Lalu Saadillah dipersilahkan
menggeser puff, sebuah tempat duduk empat persegi, agar bisa lebih dekat.
Setelah hening sejenak, kemudian HM Soeharto mengatakan: “Segala usaha untuk
menyelamatkan bangsa dan negara telah kita lakukan. Tetapi Tuhan rupanya berkehendak lain.
Bentrokan antara mahasiswa dan ABRI tidak boleh sampai terjadi. Saya tidak mau terjadi
pertumpahan darah. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk berhenti sebagai Presiden, menurut
Pasal 8 Undang-Undang Dasar 1945.“
Lalu, kepada Saadillah sebagai Menteri Sekretaris Negara, diminta untuk mempersiapkan empat
hal. Pertama, konsep ‘Pernyataan Berhenti dari jabatan Presiden RI’; Kedua, memberitahu
pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat bahwa permintaan pimpinan DPR untuk bertemu dan
melakukan konsultasi dengan Presiden akan dilaksanakan hari Kamis, 21 Mei 1998 pukul 09:00
di ruang Jepara Istana Merdeka; Ketiga, memberitahu Wakil Presiden BJ Habibie agar hadir di
Istana Merdeka hari Kamis tanggal 21 Mei 1998 pukul 09:00 dan agar siap untuk mengucapkan
Sumpah Jabatan Presiden di hadapan Ketua Mahkamah Agung; Keempat, memohon kehadiran
Ketua Mahkamah Agung di Istana Merdeka hari Kamis 21 Mei 1998 pukul 09:00.
Saadillah pun segera memberitahu Pimpinan DPR, Wakil Presiden dan Ketua Mahkamah Agung
melalui telepon. Malam sudah larut menjelang tengah malam. Lalu, bersama-sama staf, Saadillah
segera mulai melakukan penyusunan naskah Pernyataan Berhenti Presiden. Setelah mendapatkan
pokok-pokok dan arahan, Bambang Kesowo, waktu itu Wakil Sekretaris Kabinet, dan Soenarto
Soedharmo, ketika itu Asisten Khusus Menteri Sekretaris Negara mulai menyusun konsep awal.
Sementara Yusril Ihza Mahendra, ketika itu Pembantu Asisten (Banas) Menteri Sekretaris
Negara, memberikan masukan-masukan terutama dari segi hukum tata negara.
Konsep disusun secara bersama-sama, sebagaimana layaknya suatu pekerjaan staf. Bukan hasil
kerja orang perorangan. Setelah konsep diteliti dan dikoreksi beberapa kali, pada pukul 03:00
menjelang subuh tanggal 21 Mei 1998 naskah Pernyataan telah siap untuk diajukan kepada
Presiden.
Naskah diajukan melalui prosedur yang sudah baku pada Sekretariat Negara. Konsep yang sudah
diketik rapi diserahkan kepada Ajudan. Ajudan menaruh naskah itu di meja kerja Presiden.
Pagi harinya, Kamis, 21 Mei 1998 sekitar pukul 10:00 pagi di ruang upacara Istana Merdeka,
yang lazim ketika itu disebut ruang kredensial, Presiden Soeharto menyampaikan pidato
Pernyataan Berhenti Sebagai Presiden Republik Indonesia.
Dalam pidatonya itu Presiden Soeharto antara lain menyatakan: “Saya telah menyatakan rencana
pembentukan Komite Reformasi dan mengubah susunan Kabinet Pembangunan VII. Namun
demikian kenyataan hingga hari ini menunjukkan Komite Reformasi tersebut tidak dapat
terwujud, karena tidak adanya tanggapan yang memadai terhadap rencana pembentukan Komite
tersebut. Dalam keinginan untuk melaksanakan reformasi dengan cara yang sebaik-baiknya tadi,
saya menilai bahwa dengan tidak dapat diwujudkannya Komite Reformasi maka perubahan
susunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidak diperlukan lagi.”
“Dengan memperhatikan keadaan di atas, saya berpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat
menjalankan tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik. Oleh karena itu, dengan
memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945 dan setelah dengan sungguh-sungguh
memperhatikan pandangan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan pimpinan Fraksi-Fraksi
yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai
Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini, pada hari ini, Kamis
21 Mei 1998.“
Selepas itu, dengan ditemani puteri sulungnya, Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) dan
Saadillah Mursyid, Pak Harto melambaikan tangan meninggalkan Istana Merdeka pulang ke
kediaman di Jalan Cendana 8. Ketika sampai di kediaman, sebelum duduk di ruang keluarga, Pak
Harto mengangkat kedua belah tangan sambil mengucap: “Allahu Akbar. Lepas sudah beban
yang terpikul di pundakku selama berpuluh-puluh tahun.“ Kemudian, putera-puteri dan keluarga
menyalaminya.
Setelah itu, Pak Harto pun menjadi bulan-bulanan caci-maki dan hujatan. Bukan hanya dari
orang-orang yang sebelumnya tidak sejalan dengan Pak Harto, melainkan lebih lagi dari para
menteri dan tokoh-tokoh Golkar yang selama ini tak sungkan-sungkan melakukan berbagai cara
untuk bisa mendekat. Bahkan BJ Habibie yang mengaku dibesarkan HM Soeharto juga tampak
tanpa fatsoen politik mengambil sikap bahwa dalam politik tidak ada persahabatan yang kekal,
hanya kepentinganlah yang abadi.
Mereka tidak segan-segan memosisikan Pak Harto dan keluarga Cendana ibarat keranjang
sampah. Tempat pembuangan semua yang kotor. Bahwa semua kekotoran pada era Orde Baru
ditimpakan ke pundak Pak Harto dan keluarganya. Sepertinya, HM Soeharto dan keluarganya
sebagai satu-satunya yang melakukan korupsi pada era itu.
HM Soeharto pun ‘diasingkan’ dari Golkar yang dibesarkannya. Elit-elit Golkar malah yang
duluan teriak agar Soeharto ditahan karena kejahatan-kejahatan yang dituduhkan kepadanya
selama memerintah. Golkar yang sebelumnya lebih didonimasi pengaruh ABRI tampak bergeser
lebih didominasi elit-elit ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).
Suatu tragedi tendensius konstitusi, yang kental diwarnai subjektivitas politik pun terjadi. Pada
Sidang Istimewa MPR 13 November 1998 – MPR yang masih didominasi kekuatan Golkar hasil
Pemilu 1997 – menetapkan Ketetapan MPR No.XI/MPR/1998. Pasal 4 ketetapan MPR itu
berbunyi: “Upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme harus dilakukan secara tegas
terhadap siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga, dan kroninya
maupun pihak swasta/ konglomerat termasuk mantan Presiden Soeharto dengan tetap
memperhatikan prinsip praduga tidak bersalah dan hak-hak asasi manusia.”
Penyebutan nama orang secara eksplisit – mantan Presiden Soeharto – dalam pasal ini tampak
tendensius, absurd dan sangat diwarnai sifat subjektivitas politik serta di luar kelaziman sistem
ketatanegaraan Indonesia. Bukankah sebaiknya format suatu Tap MPR merupakan garis-garis
umum dari suatu kebijakan negara? Jadinya, pasal ini seperti hendak diposisikan hanya berlaku
kepada mantan Presiden Soeharto, tetapi tidak berlaku bagi mantan presiden yang lainnya.
Tampaknya, itulah puncak pengkhianatan beberapa mantan menteri dan elit Golkar yang
dibesarkannya. Kendati Pak Harto tidak pernah mengatakan secara eksplisit bahwa mereka ini
mengkhianatinya. Tapi sikapnya yang sampai hari ini belum bersedia menerima kunjungan BJ
Habibie dan beberapa mantan menteri dan elit Golkar lainnya bisa dipahami berbagai pihak
sebagai indikasi ke arah itu.
Pak Harto pun menunjukkan ketabahan dan keteguhannya. Ia pun akhirnya sempat diadili
dengan tuduhan korupsi, penyalahgunaan dana yayasan-yayasan yang didirikannya. Ia
menyatakan bersedia mempertanggungjawabkan dana yayasan itu. Tapi, ia pun jatuh sakit yang
menyebabkan proses peradilannya dihentikan.
Tapi tidak semua mantan menterinya tega mengkhianat, tidak mempunyai moral politik. Ada
beberapa yang justeru makin dekat dengannya secara pribadi setelah bukan lagi berkuasa. Satu di
antaranya adalah Saadillah Mursyid, mantan Menteri Sekretaris Negara. Saadillah menyatakan:
“Mudah-mudahan saya terhindar dari orang-orang yang semasa Pak Harto memegang jabatan
Presiden, selalu mendekat-dekat, menjilat dan mencari muka. Pada waktu Pak Harto tidak lagi
menjadi Presiden orang-orang itu pula yang bersuara lantang menghujat, mencaci, melempar
segala kesalahan kepada Pak Harto. Kelompok orang-orang seperti itu memperoleh kutukan
Allah dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk, jahanam (Al Qur‘an, Surah Ar Ra’ad ayat
25).” ► ti/crs, dari beragai sumber.
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
Bersambung:
= Kejuangan Pemimpin Pejuang [Bngs Tnp Pahlawan] (2)
= Konspirasi Asing dan Krisis Moneter (3)
= Golkar, ABRI dan ICMI (4)
= Jakarta-Jakarta, oh Indonesia (5)
= Tanggung Jawab Sang Pemimpin (6)
= Anak Petani Miskin dari Kemusuk (7)
= Prajurit Pejuang (8)
= Penumpasan G-30-S/PKI (9)
= NKRI dan Propinsi Timor Timur (10)
= Repelita dan Trilogi Pembangunan (11)
= Swasembada Pangan (12)
= Mercusuar Industri dan Teknologi (13)
= Seminar AD, CSIS dan Cides (14)
= Yayasan dan Kepedulian Sosial (15)
= Indonesia Masa Depan (16)
Didahului oleh:
Ahmad Yani
Kepala Staf TNI Angkatan Darat
1965-1967
Digantikan oleh:
Maraden Panggabean
Didahului oleh:
Soekarno
Presiden Republik Indonesia
1967 - 1998
Digantikan oleh:
BJ Habibie
Kerusuhan Mei 1998
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei - 15
Mei 1998, khususnya di ibu kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain.
Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti.
Pada kerusuhan ini banyak toko-toko dan perusahaan-perusahaan dihancurkan
oleh amuk massa — terutama perusahaan-perusahaan yang dianggap ada
hubungannya dengan keluarga Soeharto dan konco-konconya — dirusak secara
membabi-buta oleh massa yang mengamuk. Selain itu banyak warga Indonesia
keturunan Tionghoa juga menjadi sasaran amuk massa, terutama di Jakarta dan
Surakarta. Sampai saat ini belum begitu jelas siapa yang menunggangi mereka.
Amuk massa ini membuat para pemilik toko di kedua kota tersebut ketakutan dan
menulisi muka toko mereka dengan tulisan "Milik pribumi" atau "Pro-reformasi". Hal
yang memalukan ini mengingatkan seseorang kepada peristiwa Kristallnacht di
Jerman pada tanggal 9 November 1938 yang menjadi titik awal penganiayaan
terhadap orang-orang Yahudi dan berpuncak pada pembunuhan massal atas
mereka di hampir seluruh benua Eropa oleh pemerintahan Jerman Nazi.
Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan
kontroversi sampai hari ini. Namun demikian umumnya orang setuju bahwa
peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia, sementara
beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan
pembasmian orang-orang tersebut.
[sunting] Pengusutan dan penyelidikan
Tidak lama setelah kejadian berakhir dibentuklah Tim Gabungan Pencari Fakta
(TGPF) untuk menyelidiki masalah ini. TGPF ini mengeluarkan sebuah laporan yang
dikenal dengan "Laporan TGPF" [1].
Pada 2004 Komnas HAM mempertanyakan kasus ini kepada Kejaksaan Agung
namun sampai 1 Maret 2004 belum menerima tanggapan dari Kejaksaan Agung [2].
[sunting] Lihat pula
Tim Gabungan Pencari Fakta
Ita Martadinata Haryono
[sunting] Pranala luar
(id) Sejarah Reformasi - Semanggi Peduli
(id) "Komnas HAM Pertanyakan Kasus Mei 1998", Tempo Interaktif
Baharuddin Jusuf Habibie
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
(Dialihkan dari BJ Habibie)
Baharuddin Jusuf Habibie
Presiden Indonesia ke-3
Masa jabatan
21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999
Wakil Presiden Tidak ada
Pendahulu Soeharto
Pengganti Abdurrahman Wahid
Tanggal lahir 25 Juni 1936 (umur 71)
Pare-Pare, Sulawesi Selatan
Partai politik Golkar
Agama Muslim
Baharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia
menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal
21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang
terpilih pada 20 Oktober 1999 oleh suara MPR dari hasil Pemilu 1999. Dengan 373
suara MPR, Gus Dur mengalahkan calon presiden Megawati Soekarnoputri yang
memperoleh 313 suara.
Dia dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan dan belajar teknik mesin di Institut
Teknologi Bandung tahun 1954. Pada 1955-1965 dia melanjutkan studi teknik
penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman
Barat, menerima gelar diplom ingineur pada 1960 dan gelar doktor ingineur pada
1965 dengan predikat summa cum laude. Dia kemudian bekerja di Messerschmitt-
Bölkow-Blohm di Hamburg, hingga mencapai puncak karir sebagai wakil presiden
bidang teknologi. Pada 1973 kembali ke Indonesia atas permintaan mantan
presiden Suharto.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Karir di Indonesia
2 Publikasi
3 Publikasi tentang B.J. Habibie
4 Lihat pula
[sunting] Karir di Indonesia
Sebelum menjabat Presiden, B.J. Habibie adalah Wakil Presiden (Maret 1998 - 21
Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto dan
Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Pada
masa jabatannya sebagai menteri ia pun diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia).
[sunting] Publikasi
Proceedings of the International Symposium on
Aeronautical Science and Technology of Indonesia /
B. J. Habibie; B. Laschka [Editors]. Indonesian
Aeronautical and Astronautical Institute; Deutsche
Gesellschaft für Luft- und Raumfahrt 1986
Eine Berechnungsmethode zum Voraussagen des
Fortschritts von Rissen unter beliebigen Belastungen
und Vergleiche mit entsprechenden
Versuchsergebnissen, Presentasi pada Simposium
DGLR di Baden-Baden,11-13 Oktober 1971
Beitrag zur Temperaturbeanspruchung der
orthotropen Kragscheibe, Disertasi di RWTH Aachen,
1965
Sophisticated technologies : taking root in developing
countries, International journal of technology
management : IJTM. - Geneva-Aeroport : Inderscience
Enterprises Ltd, 1990
Einführung in die finite Elementen Methode,Teil 1,
Hamburger Flugzeugbau GmbH, 1968
Entwicklung eines Verfahrens zur Bestimmung des
Rißfortschritts in Schalenstrukturen, Hamburger
Flugzeugbau GmbH, Messerschmitt-Bölkow-Blohm
GmbH, 1970
Entwicklung eines Berechnungsverfahrens zur
Bestimmung der Rißfortschrittsgeschwindigkeit an
Schalenstrukturen aus A1-Legierungen und Titanium,
Hamburger Flugzeugbau GmbH, Messerschmitt-
Bölkow-Blohm GmbH, 1969
Detik-detik Yang Menentukan - Jalan Panjang
Indonesia Menuju Demokrasi, 2006 (memoir
mengenai peristiwa tahun 1998)
...selengkapnya
[sunting] Publikasi tentang B.J. Habibie
Hosen, Nadirsyah, Indonesian political laws in Habibie
Era : Between political struggle and law reform,
,Nordic journal of international law, ISSN 0029-151X,
Bd. 72 (2003), 4, hal. 483-518
Rice, Robert Charles, Indonesian approaches to
technology policy during the Soeharto era : Habibie,
Sumitro and others, Indonesian economic
development (1990), hal. 53-66
...selengkapnya
[sunting
Wikiquo
Baharu
Did
Did
S
Did
Try
Abd
Dari Wik
g] Lihat
ote memilik
uddin Jusu
ahului oleh:
???
ahului oleh:
Soeharto
ahului oleh:
y Sutrisno
urrahm
kipedia Indo
Ab
pula
ki koleksi ku
uf Habibie
Menter
Pre
Wakil
man W
onesia, ensik
bdurrahma
(Gus D
utipan yang
Daftar Pr
Daftar W
ri Negara Rise
1998
esiden Repub
1998 - 1
Presiden Rep
1998 - 1
Wahid
klopedia be
an Wahid
Dur)
g berkaitan
residen Ind
akil Presid
et dan Tekno
8
blik Indonesia
1999
publik Indone
1998
bas berbah
n dengan:
donesia
en Indones
logi D
Ra
a D
Abdu
esia D
Megaw
asa Indone
sia
igantikan oleh
ahardi Ramela
igantikan oleh
urrahman Wa
igantikan oleh
wati Sukarno
sia.
h:
an
h:
ahid
h:
oputri
Presiden Indonesia ke-4
Masa jabatan
20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001
Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri
Pendahulu B.J. Habibie
Pengganti Megawati Soekarnoputri
Tanggal lahir 4 Agustus 1940 (umur 67)
Partai politik PKB
Pasangan Sinta Nuriah Wahid
Agama Muslim
Abdurrahman Wahid (akrab dipanggil Gus Dur) adalah Presiden Republik
Indonesia yang keempat. Ia menggantikan Presiden B. J. Habibie setelah dipilih
oleh MPR hasil Pemilu 1999. Masa kepresidenan yang dimulai pada 20 Oktober
1999 berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001,
kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.
Abdurrahman Wahid menyelenggarakan pemerintahan dengan dibantu oleh Kabinet
Persatuan Nasional.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Latar belakang keluarga
2 Gus Dur dan Tionghoa
3 Pendidikan
4 Penghargaan
5 Lihat pula
6 Pranala luar
[sunting] Latar belakang keluarga
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Dia dilahirkan di Denanyar,
Jombang, Jawa Timur.
Walaupun Gus Dur selalu merayakan hari ulang tahunnya pada tanggal 4 Agustus,
sebenarnya hari lahir Gus Dur bukanlah tanggal itu. Sebagaimana juga dengan
banyak aspek dalam hidupnya dan pribadinya, banyak hal tidaklah seperti apa yang
terlihat. Memang Gus Dur dilahirkan pada hari keempat bulan kedelapan. Namun
perlu diketahui bahwa tanggal itu menurut penanggalan Islam, yaitu bahwa ia
dilahirkan pada bulan Sya'ban, bulan kedelapan dalam penanggalan itu.
Sebenarnya tanggal 4 Sya'ban 1940 adalah tanggal 7 September.
Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim, mantan menteri Agama tahun 1949. Kakek dari
ayahnya adalah K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri jami'yah Nahdlatul Ulama (NU),
sebuah organisasi massa Islam terbesar di Indonesia. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah,
adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Kakek dari ibunya
adalah K.H. Bisri Syamsuri juga merupakan tokoh NU.
[sunting] Gus Dur dan Tionghoa
Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia masih keturunan dari Tan
Kim Han, seorang Tionghoa muslim yang membantu Raden Patah untuk merebut
kekuasaan dari Kerajaan Majapahit dan mendirikan Kerajaan Demak. Tan Kim Han
sendiri kemudian berdasarkan penelitian seorang peneliti Perancis, Louis-Charles
Damais diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al-Shini yang diketemukan
makamnya di Trowulan.
[sunting] Pendidikan
SD di Jombang lalu pindah ke Jakarta
SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama)
Gowongan Yogyakarta
Sambil belajar di SMEP, Gus Dur juga mondok di
pondok pesantren Krapyak Yogyakarta
[sunting
Pada 11
sebagai
Jurnalis
komitme
semang
Gus Du
Kertarad
Nasiona
lain.
Dida
B. J
[sunting
[sunting
Wikiquo
Abdurra
g] Pengh
1 Agustus 2
i Pejuang K
s Independe
en dalam m
gat keberag
r dan Gadi
djasa, pem
al Perempu
ahului oleh:
J. Habibie
g] Lihat
g] Prana
ote memilik
rahman Wa
hargaa
2006, Gad
Kebebasan
en (AJI). G
memperjua
gaman, dan
is dipilih ole
mimpin reda
uan Chand
Preside
pula
ala luar
ki koleksi ku
ahid
Setamat
Tegalrejo
Setelah 2
Pesantre
Pada usia
melanjutk
Tahun 19
Irak, mas
1970
n
is Arivia da
n Pers 2006
Gus Dur da
angkan keb
n demokra
eh dewan j
aksi The Ja
ra Kirana.
en Republik I
1998 - 1999
Daftar Pr
utipan yang
SMEP, Gu
o Magelang
tahun di T
n Tambak
a 22 tahun
kan pendid
966 Gus Du
suk di Depa
an Gus Du
6. Pengha
n Gadis din
bebasan be
asi di Indon
juri yang te
akarta Post
Mereka be
Indonesia
9
residen Ind
g berkaitan
us Dur pind
g Jawa Ten
Tegalrejo,
Beras Jom
n, Gus Dur
dikan di Un
ur pindah k
artment of
r mendapa
rgaan ini d
nilai memil
erekpresi, p
esia.
erdiri dari b
t Endy Bay
erhasil men
Digantik
Megawati So
donesia
n dengan:
dah mondo
ngah
Gus Dur pi
mbang
berangkat
iversitas A
ke Universi
Religion, s
atkan Tasri
iberikan ol
iki semang
persamaan
budayawan
yuni, dan K
nyisihkan 2
kan oleh:
oekarnoputri
ok di pesan
indah ke
haji dan
Al-Azhar Me
itas Bagda
sampai tahu
f Award-AJ
eh Aliansi
gat, visi, da
n hak,
n Butet
Ketua Komi
23 kandidat
tren
esir.
ad
un
JI
an
si
t
Soek
Kategor
Kelahira
Berk
Dari Wik
Tak ters
Megawa
Riwa
arno | Soeharto
ri: Presiden
an 1940 | O
kas:M
kipedia Indo
sedia resolu
ati.jpg (145
yat ber
Pre
| B. J. Habibie | A
n Indonesia
Orang hidu
egawa
onesia, ensik
usi yang leb
5 × 212 pik
rkas
(id) Abd
(id) Gu
2006
esiden Repub
Abdurrahman Wa
Yudhoyo
a | Politikus
p
ati.jpg
klopedia be
bih tinggi.
sel, ukuran
durrahman
s Dur dan
blik Indonesia
ahid | Megawati S
ono
s Indonesia
g
bas berbah
n berkas: 6
n Wahid di
Gadis Ariv
a
Soekarnoputri | S
a | Tokoh N
asa Indone
KB, tipe M
TokohIndo
via Raih Ta
Susilo Bambang
Nahdlatul U
sia.
MIME: imag
onesia.com
asrif Award
g
Ulama |
ge/jpeg)
m
-AJI
Klik pada tanggal/waktu untuk melihat berkas ini pada saat tersebut.
Tanggal/Waktu Pengguna Dimensi Besar berkas Komentar
(saat
ini)
03:54, 3
November 2006
Indon 145×212 6 KB {{Information |Description=Megawati
Sukarnoputri, the 8th vice president of
Indonesia. |Source=Secretary of Vice
President of Republic of Indonesia.
[http://www.setwapres.go.id/profilmegawati.
htm] |Date= |Author=Govt. of
Indon
Pranala
Halaman-halaman berikut memiliki pranala ke berkas ini:
Daftar Wakil Presiden Indonesia
Hamengkubuwono IX
Adam Malik
Soekarno
Soeharto
Megawati Soekarnoputri
Abdurrahman Wahid
Baharuddin Jusuf Habibie
Hamzah Haz
Try Sutrisno
Susilo Bambang Yudhoyono
Muhammad Jusuf Kalla
Mohammad Hatta
Soedharmono
Templat:HariIniDalamSejarah/23 Januari
Umar Wirahadikusumah
Templat:Presiden Indonesia
Templat:Wakil Presiden Indonesia
Wikipedia:Hari ini dalam sejarah/Januari
Megawati Soekarnoputri
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Megawati Soekarnoputri
Presiden Indonesia ke-5
Masa jabatan
23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004
Wakil Presiden Hamzah Haz
Pendahulu Abdurrahman Wahid
Pengganti Susilo Bambang Yudhoyono
Tanggal lahir 23 Januari 1947 (umur 60)
Yogyakarta, Indonesia
Partai politik PDI-Perjuangan
Pasangan Taufiq Kiemas
Agama Muslim
Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri (lahir di Yogyakarta pada 23
Januari 1947) adalah Presiden Indonesia dari 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004. Ia
merupakan presiden wanita pertama dan presiden kelima di Indonesia. Namanya
cukup dikenal dengan Megawati Soekarnoputri. Pada 20 September 2004, ia
kalah dalam tahap kedua pemilu presiden 2004. Ia menjadi presiden setelah MPR
mengadakan Sidang Istimewa pada tahun 2001. Sidang Istimewa MPR diadakan
dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid yang membekukan
lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya
dari tahun 1999-2001, ia adalah Wakil Presiden. Megawati adalah presiden pertama
dalam sejarah Indonesia yang turun takhta secara terhormat.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Kehidupan awal
2 Karir Politik
3 Perjalanan karir
4 Perjalanan pendidikan
5 Lihat pula
6 Pranala luar
[sunting] Kehidupan awal
Dilahirkan di Yogyakarta pada 23 Januari 1947, Megawati adalah anak kedua
Presiden Soekarno yang telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945. Ibunya Fatmawati kelahiran Bengkulu dimana Sukarno dahulu
diasingkan pada masa penjajahan belanda. Megawati dibesarkan dalam suasana
kemewahan di Istana Merdeka.
Megawati pernah menuntut ilmu di Universitas Padjadjaran di Bandung (tidak
sampai lulus) dalam bidang pertanian, selain juga pernah mengenyam pendidikan di
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (tetapi tidak sampai lulus).
Karir politik Mega yang penuh liku seakan sejalan dengan garis kehidupan rumah
tangganya yang pernah mengalami kegagalan. Suami pertamanya, seorang pilot
AURI, tewas dalam kecelakaan pesawat di laut sekitar Biak, Irian Jaya. Waktu itu
usia Mega masih awal dua puluhan dengan dua anak yang masih kecil. Namun, ia
menjalin kasih kembali dengan seorang pria asal Mesir yang tampan, tetapi
pernikahannya tak berlangsung lama. Kebahagiaan dan kedamaian hidup rumah
tangganya baru dirasakan setelah ia menikah dengan Moh. Taufiq Kiemas,
rekannya sesama aktivis di GMNI dulu, yang juga menjadi salah seorang penggerak
PDIP.
[sunting] Karir Politik
Jejak politik sang ayah berpengaruh kuat pada Megawati. Karena sejak mahasiswa,
saat kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran, ia pun aktif di GMNI
(Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia).
1986
Pergantian tampuk pimpinan
pemerintahan Indonesia.
Tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang
Jakarta Pusat.Karir politiknya terbilang melesat. Mega hanya butuh waktu satu
tahun menjadi anggota DPR RI.
1993
Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya 1993, Megawati
terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI.
1996
Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum PDI.
Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, yang memilih
Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.
Mega tidak menerima pendongkelan dirinya dan tidak mengakui Kongres Medan. Ia
masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor dan perlengkapannya
pun dikuasai oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau surut satu langkah pun.
Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor DPP PDI. Namun, Soerjadi yang
didukung pemerintah memberi ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP
PDI yang terletak di Jalan Diponegoro.
Ancaman Soerjadi kemudian menjadi kenyataan. Tanggal 27 Juli 1996 kelompok
Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Aksi
penyerangan yang menyebabkan puluhan pendukung Mega meninggal itu,
berbuntut pada kerusuhan massal di Jakarta yang dikenal dengan nama Peristiwa
27 Juli. Kerusuhan itu pula yang membuat Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik
(PRD) Budiman Sudjatmiko mendekam di penjara.
Peristiwa penyerangan kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, ia
makin mantap mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum, walaupun
kemudian kandas di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti. Tak pelak, PDI pun
terbalah dua: PDI di bawah Soerjadi dan PDI pimpinan Mega. Pemerintah mengakui
Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Namun, massa PDI lebih berpihak
pada Mega.
1997
Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997. Perolehan
suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega berpihak ke
Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang".
Mega sendiri memilih golput saat itu.
1999
Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil
memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih
dari tiga puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa supaya Mega
menjadi presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi
revolusi.
Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain: memilih
KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam voting pemilihan
Presiden: 373 banding 313 suara.
2001
Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati Sukarnoputri. Ia tidak harus
menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid,
setelah Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi Presiden. Sidang Istimewa
MPR, Senin (23/7/2001), telah menaikkan statusnya menjadi Presiden, setelah
Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.
2004
Masa pe
demokra
presiden
salah sa
(40% - 6
menyera
Menteri
[suntin
1. Anggo
2. Anggo
3. Anggo
4. Ketua
5. Ketua
6. Muna
PDI P
7. Wakil
8. Presi
[sunti
1. SD P
2. SLTP
3. SLTA
4. Fakul
5. Fakul
[sunti
Dafta
Dafta
Presi
[sunti
emerintaha
asi di Indo
n secara la
atu keberha
60%) dalam
ahkan tong
Koordinato
ng] Perja
ota Geraka
ota DPR-R
ota Fraksi D
DPC PDI
Umum PD
as Kemang
Perjuangan
l Presiden
den RI keing]
Perj
erguruan C
P Pergurua
A Pergurua
ltas Pertan
ltas Psikolo
ing] Liha
ar Presiden
ar Wakil Pre
den Wanita
ing] Pran
an Megawa
nesia, dala
angsung di
asilan pros
m pemiliha
ggak kepre
or pada ma
alanan
n Mahasis
I, (1993)
DPI Komisi
Jakarta Pu
DI versi
g (1993-sek
n pada 199
RI, (Oktob
5, (23 Juli
alanan
Cikini Jaka
n Cikini Ja
n Cikini Ja
nian UNPA
ogi Univers
at pula
Indonesia
esiden Indo
a
nala lua
ati ditandai
am masa p
laksanakan
ses demok
n umum pr
esidenan ke
asa pemer
karir
wa Nasion
i IV
usat, Anggo
karang) PD
99-sekarang
er 1999-23
2001-2004
pendid
rta, (1954-
akarta, (196
akarta, (196
D Bandung
sitas Indon
a
onesia
ar
i dengan se
emerintaha
n dan seca
ratisasi di I
residen 20
epada Sus
rintahannya
nal Indonsia
ota FPDI D
DI yang dip
g
3 Juli 2001
4)
dikan
-1959)
60-1962)
63-1965)
g (1965-19
esia (1970
emakin me
annyalah, p
ara umum d
Indonesia.
04 tersebu
silo Bamban
a.
a (Bandung
DPR-RI, (19
impinnya b
)
967), (tidak
0-1972), (tid
enguatnya
pemilihan u
dianggap m
Ia mengal
ut dan haru
ng Yudhoy
g), (1965)
987-1997)
berganti na
selesai)
dak selesa
konsolidas
umum
merupakan
ami kekala
s
yono manta
ama menja
i)
si
n
ahan
an
di
Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan:
Megawati
(id) Profil di situs web Kepustakaan Presiden Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia
(id) Megawati Soekarnoputri di Tokoh Indonesia
(en) Artikel majalah Forbes: The World's Top Ten Most Powerful Women 2004
(en) Artikel majalah TIME: The Princess Who Settled for the Presidency
Susilo Bambang Yudhoyono
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Susilo Bambang Yudhoyono
Didahului
oleh:
Abdurrahman
Wahid
Presiden
Republik
Indonesia
2001 -
2004
Digantikan
oleh:
Susilo
Bambang
Yudhoyono
Didahului
oleh:
BJ Habibie
Wakil
Presiden
Republik
Indonesia
1999 -
2001
Digantikan
oleh:
Hamzah
Haz
Presiden Republik Indonesia ke-6
Masa jabatan
20 Oktober 2004 – Sekarang
Wakil Presiden Jusuf Kalla (dari Golkar)
Pendahulu Megawati Soekarnoputri
Pengganti Sedang Menjabat
Tanggal lahir 9 September 1949 (umur 58)
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia
Partai politik Partai Demokrat
Pasangan Kristiani Herawati
Jenderal (TNI) Susilo Bambang Yudhoyono (lahir 9 September 1949 di Pacitan,
Jawa Timur, Indonesia) adalah mantan pensiunan jenderal militer Indonesia dan
Presiden Indonesia ke-6 yang terpilih dalam pemilihan umum secara langsung oleh
rakyat pertama kali. Yudhoyono menang dalam pemilu presiden September 2004
melalui dua tahapan pemilu presiden Indonesia atas kandidat Presiden Megawati
Sukarnoputri. Ia mulai menjabat pada 20 Oktober 2004 bersama Jusuf Kalla
sebagai Wakil Presiden.
Yudhoyono yang dipanggil Sus oleh orang tuanya dan populer dengan panggilan
SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur pada 9 September 1949). Melalui amandemen
UUD 1945 yang memungkinkan presiden dipilih secara langsung oleh rakyat, ia
kemudian terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia pertama pilihan rakyat. Ia
menjadi presiden Indonesia keenam setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 bersama
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Karier militernya terhenti ketika ia diangkat Presiden
Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999
dan tampil sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat. Pangkat terakhir Susilo
Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum pensiun pada 25 September
2000.
Keunggulan suaranya dari Presiden sebelumnya, Megawati Soekarnoputri pada
pemilu 2004 membuatnya terpilih sebagai kepala negara Indonesia. Dalam
kehidupan pribadinya, Ia menikah dengan Kristiani Herawati yang merupakan anak
perempuan ketiga Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo (alm), komandan RPKAD
(kini Kopassus) yang turut membantu menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI)
pada tahun 1965.
1 Latar Be
1.1 P
2 Karier M
3 Karier P
4 Ringkas
5 Penugas
6 Penghar
7 Masa Ke
8 Layanan
9 Lihat pu
10 Pranala
[sunting
Keluarga
Ia lahir d
Soekotjo
kemilite
tinggal d
Kristian
Sarwo E
memba
pernikah
1979) d
Daftar isi
[sembunyikan
elakang dan K
Pendidikan
Militer
olitik
an Karir
san
rgaan
epresidenan
n SMS Preside
la
a luar
g] Latar
a Yudhoyon
di Pacitan,
o dan Siti H
ran. Selain
di Istana M
i Herawati
Edhi Wibow
ntu menum
han merek
an Edhie B
n]
eluarga
en
Belaka
no
Jawa Tim
Habibah. S
n tinggal di
Merdeka, Ja
yang adala
wo (alm). K
mpas PKI (P
ka lahir dua
Baskoro Yu
ang dan
ur pada 9 S
Seperti aya
kediaman
akarta. Sus
ah anak pe
Komandan
Partai Kom
a anak lelak
udhoyono (
n Kelua
September
hnya, ia pu
keluarga d
silo Bamba
erempuan k
militer Jen
munis Indon
ki, yaitu Ag
lahir 1982
rga
r 1949 dari
un berkecim
di Bogor (J
ang Yudhoy
ketiga Jend
deral Sarw
nesia) pada
gus Harimu
).
i anak pasa
mpung di d
awa Barat
yono menik
deral (Purn
wo Edhi Wi
a tahun 19
urti Yudhoy
angan Rad
dunia
), SBY juga
kah dengan
nawirawan)
bowo turut
65. Dari
yono (lahir
den
a
n
)
t
Agus ad
Indones
Mekaya
yang be
Anissa L
Bank In
master-
Singapu
Financia
Technol
[sunting
Presiden
Akad
Ame
Airbo
Infan
On t
Jung
Kurs
Kurs
Seko
Com
Mast
Dokt
tahu
dalah lulusa
sia tahun 2
asa dan seo
ertugas di s
Larasati Po
donesia. S
nya di Stra
ura. Anak y
al Commer
logy di Per
g] Pendid
n Susilo Bam
demi Angka
erican Lang
one and Ra
ntry Officer
he job train
gle Warfare
sus Senjata
sus Koman
olah Koma
mmand and
ter of Art (M
tor dalam b
n 2004.
an SMA Ta
000. Sepe
orang praju
sebuah bat
ohan, seor
Sejak perte
ategic Stud
yang bungs
rce dan Ele
rth, Austral
dikan
mbang Yud
atan Berse
guage Cou
anger Cou
r Advanced
ning di 82-n
e School, P
a Antitank d
do Batalyo
ndo Angka
General S
MA) dari M
bidang Eko
aruna Nusa
rti ayahnya
urit dengan
talion infan
ang aktris
ngahan 20
dies at Insti
su, Edhie B
ectrical Com
ia Barat.
hoyono
enjata RI (A
rse, Lackla
rse, Fort B
d Course, F
nd Airbone
Panama, 19
di Belgia da
on, 1985
atan Darat,
Staff Colleg
Managemen
onomi Perta
antara tahu
a, ia juga m
n pangkat L
tri di Band
yang juga
005, Agus m
itute of Def
Baskoro lul
mmerce ta
Akabri) tahu
and, Texas
Benning , A
Fort Bennin
e Division, F
983
an Jerman
1988-1989
ge, Fort Lea
nt Webster
anian dari
un 1997 da
mendapatka
Letnan Sat
ung, Jawa
anak dari m
menjalani p
fense and S
us dengan
ahun 2005 d
un 1973
AS, 1976
S, 1976
ng, AS, 198
Fort Bragg
n, 1984
9
avenwort, K
University
Institut Per
an Akadem
an pengha
tu TNI Ang
Barat. Agu
mantan wa
pendidikan
Strategic S
n gelar gan
dari Curtin
82-1983
, AS, 1983
Kansas, AS
y, Missouri,
rtanian Bog
mi Militer
rgaan Adh
katan Dara
us menikah
akil preside
untuk gela
Studies,
da dalam
University
3
S
AS
gor (IPB),
i
at
hi
en
ar
y of
[sunting] Karier Militer
Tahun 1973, ia lulus dari Akademi Militer Indonesia (Akabri: Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia dengan penghargaan Adhi Makayasa sebagai murid lulusan
terbaik dan Tri Sakti Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi gabungan mental,
fisik, dan intelek. Periode 1974-1976, ia memulai karier di Dan Tonpan Yonif Linud
330 Kostrad. Pada tahun 1976, ia belajar di Airborne School dan US Army Rangers,
American Language Course (Lackland-Texas), Airbone and Ranger Course (Fort
Benning) Amerika Serikat.
Kariernya berlanjut pada periode 1976-1977 di Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad, Dan
Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I
Kostrad (1977-1978, Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981, Paban Muda
Sops SUAD (1981-1982. Periode 1982-1984, ia belajar di Infantry Officer Advanced
Course (Fort Benning) Amerika Serikat.
Tahun 1983, ia belajar pada On the job training in 82-nd Airbone Division (Fort
Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama, Kursus Senjata Antitank
di Belgia dan Jerman pada tahun 1984, Kursus Komando Batalyon (1985) dan
meniti karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985), Dan Yonif 744
Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988).
Periode 1998-1989, ia Sekolah Komando Angkatan Darat dan belajar di US
Command and General Staff College pada tahun 1991. Periode (1989-1993), ia
bekerja sebagai Dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1
Kostrad (1993-1994, Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas
Kodam IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace
Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Pada tahun 1997, ia diangkat
sebagai Kepala Angkatan Bersenjata dan Staf Urusan Sosial dan Politik. Ia pensiun
dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena pengangkatannya sebagai menteri.
Lulusan Command and General Staff College (Fort Leavenwort) Kansas Amerika
Serikat dan Master of Art (MA) dari Management Webster University Missouri ini
juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996), dan Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua
Bakorstanasda. Karier militernya terhenti sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster
ABRI) dengan pangkat Letnan Jenderal.
[sunting] Karier Politik
Tampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang
dilaksanakan pada 9 Maret 1998 dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam Sidang
Istimewa MPR 1998. Pada 29 Oktober 1999, ia diangkat sebagai Menteri
Pertambangan dan Energi di pemerintahan pimpinan Presiden Abdurrahman Wahid.
Setahun kemudian, tepatnya 26 Oktober 1999, ia dilantik sebagai Menteri
Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai
konsekuensi penyusunan kembali kabinet Abdurrahman Wahid.
Dengan keluarnya Maklumat Presiden pada 28 Mei 2001 pukul 12.00 WIB, Menko
Polsoskam ditugaskan untuk mengambil langkah-langkah khusus mengatasi krisis,
menegakkan ketertiban, keamanan, dan hukum secepat-cepatnya lantaran situasi
politik darurat yang dihadapi pimpinan pemerintahan. Saat itu, Menko Polsoskam
sebagai pemegang mandat menerjemahkan situasi politik darurat tidak sama
dengan keadaan darurat sebagaimana yang ada dalam Undang-undang Nomor 23
tahun 1959.
Belum genap satu tahun menjabat Menko Polsoskam atau lima hari setelah
memegang mandat, ia didesak mundur pada 1 Juni 2001 oleh pemberi mandat
karena ketegangan politik antara Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR. Jabatan
pengganti sebagai Menteri Dalam Negeri atau Menteri Perhubungan yang
ditawarkan presiden tidak pernah diterimanya.
Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri melantiknya
sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada 10
Agustus 2001. Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden, jabatan Menko Polkam
ditinggalkannya pada 11 Maret 2004. Berdirinya Partai Demokrat pada 9 September
2002 menguatkan namanya untuk mencapai kerier politik puncak. Ketika Partai
Demokrat dideklarasikan pada 17 Oktober 2002, namanya dicalonkan menjadi
presiden dalam pemilu presiden 2004.
Setelah mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam dan sejalan dengan masa
kampanye pemilu legislatif 2004, ia secara resmi berada dalam koridor Partai
Demokrat. Keberadaannya dalam Partai Demokrat menuai sukses dalam pemilu
legislatif dengan meraih 7,45 persen suara. Pada 10 Mei 2004, tiga partai politik
yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan
Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai presiden dan berpasangan dengan
kandidat wakil presiden Jusuf Kalla.
[sunting] Ringkasan Karir
Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
Dosen Seskoad (1989-1992)
Korspri Pangab (1993)
Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
Asops Kodam Jaya (1994-1995)
Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-
Herzegovina (sejak awal November 1995)
Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda
Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)
Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)
Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri)
mengundurkan diri 11 Maret 2004
[sunting] Penugasan
Susilo Bambang Yudhoyono
Operasi Timor Timur (1979-1980), dan 1986-1988
Jenderal TNI (Purnawirawan) Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah ditugaskan
dalam sebuah operasi di Timor-Timur pada periode 1979-1980 dan 1986-1988 ini
meraih gelar doktor (PhD) dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian
Bogor (IPB) pada 3 Oktober 2004. Pada 15 Desember 2005, ia menerima gelar
doktor kehormatan di bidang ilmu politik dari Universitas Thammasat Bangkok
(Thailand). Dalam pidato pemberian gelar, ia menegaskan bahwa politik merupakan
seni untuk perubahan dan transformasi dalam sebuah negara demokrasi yang
damai. Ia tidak yakin sepenuhnya kalau politik itu adalah ilmu.
[sunting] Penghargaan
Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek), 1973
Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
Satya Lencana Seroja, 1976
Honor Graduate IOAC, USA, 1983
Satya Lencana Dwija Sista, 1985
Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
Dosen Terbaik Seskoad, 1989
Satya Lencana Santi Dharma, 1996
Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia,
Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
Binta
Binta
Wing
Wing
Binta
Binta
Binta
Binta
Toko
Binta
Binta
Dokt
Susilo B
pengha
Martti A
[sunting
Yudhoyo
MPR pe
sehingg
rakyat. P
suara pe
terpilih p
setelah
unggul d
pemilu 2
Kolusi, K
kepemim
ang Kartika
ang Yudha
g Penerban
g Kapal Se
ang Kartika
ang Yudha
ang Dharm
ang Maha
oh Berbaha
ang Asia (S
ang Kehorm
tor Honoris
Bambang Y
rgaan Nob
Ahtisaari ata
g] Masa
ono di Gedu
eriode 1999
ga memung
Pemilu pre
emilih dan
pertama pi
dilantik pa
dari pasan
2004.
Korupsi, da
mpinannya
a Eka Paks
Dharma N
ng TNI-AU
elam TNI-A
a Eka Paks
Dharma P
ma, 1999
Putera Uta
asa Lisan T
Star of Asia
matan Darj
s Causa, 20
Yudhoyono
el perdama
as inisiatif m
Kepres
ung MPR/DP
9-2004 me
gkinkan pre
esiden dua
terpilih seb
lihan rakya
da 20 Okto
gan Presid
an Nepotis
a selain kas
si Nararya,
Nararya, 19
, 1998
AL, 1998
si Pratama,
Pratama, 19
ama, 1999
Terbaik, 20
a), 2005, o
jah Keraba
006, oleh U
o juga perna
aian 2006
mereka un
sidenan
PR (Parlem
ngamande
esiden dan
tahap kem
bagai pres
at dan tamp
ober 2004
den Megaw
me (KKN)
sus terorism
1998
998
, 1999
999
003
leh Busine
at Laila Uta
Universitas
ah dicalon
bersama d
tuk perdam
n
en) Senaya
emen Unda
wakil pres
mudian dim
iden. Dia k
pil sebagai
bersama W
wati Soekar
sebagai pr
me global.
essWeek
ama, 2006,
s Keio
kan untuk
dengan Ge
maian di Ac
an, Jakarta
ang-Undan
siden dipilih
enanginya
kemudian d
presiden I
Wakil Presi
rnoputri-Ha
rioritas pen
Penanggu
oleh Sulta
menjadi pe
rakan Aceh
ceh.
g Dasar 19
h secara la
dengan 60
dicatat seba
Indonesia k
den Jusuf
asyim Muza
nting dalam
ulangan ba
an Brunei
enerima
h Merdeka
945 UUD 1
angsung ole
0,9 persen
agai presid
keenam
Kalla. Ia
adi pada
m
haya narko
a dan
945
eh
den
oba,
perjudia
kerja ke
Di masa
gelomba
bagi Pre
negara
Susilo B
kepresid
Lembag
seiring d
pemben
Wakil P
sebuah
[sunting
Sekitar
nomor t
teknis k
SMS ke
9949 ad
Tangga
dengan
Kebena
berbaga
[sunting
[sunting
Wikiquo
Susilo B
an, dan per
eras bersam
a jabatanny
ang tsunam
esiden yan
dan keseja
Bambang Y
denan yang
ga ini pada
dengan isu
ntukannya
residen, te
keteranga
g] Layan
bulan Juni
elepon sel
arena bany
e 9949 sete
dalah tangg
l 28 Juni 2
nama pen
aran SMS in
ai SMS aka
g] Lihat
g] Prana
ote memilik
Bambang
rdagangan
ma pimpina
ya, Indones
mi, gempa
g masih be
ahteraan ra
Yudhoyono
g diketuai o
awal pem
u tidak dilib
serta isu d
etapi akhirn
n pers.[1]
nan SM
2005, Pre
ulernya di
yaknya SM
elah itu SM
gal lahir be
005, Presid
ngirim Pres
ni sudah di
an menyus
pula
ala luar
ki koleksi ku
Yudhoyon
manusia j
an dan raky
sia menga
bumi, dll. S
ergelut den
akyat.
o juga mem
oleh Marsi
bentukann
atkannya W
ibentuknya
nya diterima
MS Pres
siden SBY
081110994
MS yang ma
MS akan dip
eliau (9 Sep
den SBY m
iden RI ya
ikonfirmasi
ul.
Daftar Pr
utipan yang
no
uga sebag
yat.
lami sejum
Semua ini
ngan upaya
mbentuk UK
lam Siman
nya mendap
Wakil Pres
a UKP3R u
a setelah S
siden
Y memulai l
49 namun
asuk dan s
pilah dan d
ptember 19
mengirimka
ng berisi te
ikan dan ju
residen Ind
g berkaitan
ai beban b
mlah bencan
merupakan
a memulihk
KP3R, sebu
ndjuntak pa
pat tentang
iden Jusuf
untuk mem
SBY sendir
layanan pe
esok harin
sekarang d
isampaikan
949).
an SMS kep
entang pen
uru bicara P
donesia
n dengan:
berat yang
na alam se
n tantanga
kan kehidu
uah lembag
ada 26 Okto
gan dari Pa
f Kalla dala
angkas kew
ri menjelas
esan singka
nya terjadi g
diganti cuku
n ke presid
pada masy
ncegahan n
Presiden m
membutuh
eperti
n tambaha
pan ekono
ga
ober 2006.
artai Golka
am
wenangan
kannya da
at (SMS) k
gangguan
up dengan
den. Nomo
yarakat
narkoba.
menyatakan
hkan
an
omi
.
r
alam
e
r
n
Wikisou
Pengar
Dida
Megawati
urce memili
rang:Susilo
ahului oleh:
Soekarnopu
iki naskah
o Bamban
utri
Preside
atau teks a
ng Yudhoy
(id) Situ
(id) Situ
(id) Sus
en Republik I
2004-
asli yang b
yono
us resmi
us kampan
silo Bamba
Indonesia
erkaitan de
nye pemilu
ang Yudho
Digantik
masih m
engan:
SBY-Kalla
yono di To
kan oleh:
menjabat
a
okoh Indonesia